M U K A D D I M A H :Sesungguhnya, segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Kami meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta keburukan amal perbuatan kami. Aku bersaksi bahwa tidak ada Rabb yang berhak diibadahi melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusannya.
Sabtu, 30 Juli 2011
Isteriku Bidadariku
Karya : Musni Japrie
Aku dan kau telah mengikat diri sebiduk berdua
Berlayar disamudera luas kehidupan cinta
Mengarungi alunan gelombang dibawah purnama
Menapaki jalan setapak bukit terjal tanpa terasa
Menuruni lembah dan ngarai berdua
Menyanyikan madah cinta gundah gulana
Ditingkah musik alam yang ceria
Bulan tidak selalu purnama, malam tersapu kelam
Ombak tidak lagi bersahabat membuai
Angin tidak selalu berbisik lirih dengan nada lembut
Badai kadang menerpa, biduk menjadi oleng
Bukit indah kadang bertirai halimun
Menggelapkan indahnya pelangi kemesraan berdua
Embun dan cahaya pagi, harum bunga dan rerumputan
Sirna bersamaan derai gerimis panjang
Bayang-bayang kemesraan tertelan malam
Engkau adalah batu karang yang tak pernah tergoyahkan
Batu karang teguh oleh hempasan gelombang
Batu karang yang tak pernah meneteskan air mata
Engkaulah batu karang yang tabah dengan segala derita kehidupan
Engkau yang tak terkalahkan badai penderitaan
Senyum disudut bibirmu menghapus dahaga
Ceriamu menghapuskan gelisahku
Gelinjang malammu menggairahkan
Kau selimuti aku dengan kehangatanmu
Kurengkuh engkau dengan segala cintaku
Engkaulah isteriku bidadariku.
Sudut kota, akhir juli 2011
KUSAMBUT ENGKAU KEKASIH
Karya : Musni Japrie
Berselimutkan dinginnya malam
Hanyut dalam mimpi tanpa makna
Godaan kehangatan ranjang cinta
Namun gelitik Engkau Kekasih
Membangkitkan gairah ‘tuk meninggalkan
Kemesraan bersama nikmatnya malam
Kami basuh jiwa dengan air mensucikan
Dihamparan bumi-Mu kami menundukkan diri
Dihamparan sajadah kami b ersujud
Kami sambut Engkau yang Maha Terkasih
Datangnya Engkau kelangit dunia
Disaksikan gelapnya malam
Bercahyakan cemerlangnya kemilau bintang gemintang
Di sepertiga ujung malam menyaksikan anak manusia
Yang menghambakan diri dan menengadahkan pinta
Engkau janjikan ampunan bagi yang meminta
Engkau berikan pertolongan bagi yang memohon
Ya Rabbana ………. Tolongkan kami hamba-hamba-Mu
Untuk selalu mengingat-Mu
Ya Rabbana ………..Bantulah kami para hamba-Mu
Untuk selalu bersyukur kepada-Mu
Ya Rabbana ……….Bantulah kami hamba-hamba-Mu
Untuk selalu melakukan sebaik-baiknya Ibadah
Ditingkahi nyanyian serangga malam yang melagukan tasybih
Semilirnya angin membasuh lembah kehidupan
Kami pasrah dan b erserah diri hanya kepada Engkau
Engkaulah sebaik-baik wakil
Dalam ketundukan dan ketakutan kami bertahajud kepada Engkau
Kami bisikan kata; ya …. Rabb kami
Jangan jadikan kami lalai dari Engkau
Jangan biarkan kami menyesatkan diri jauh dari jalan-Mu
Jangan biarkan kami menjauh dari ridha-Mu
Engkaulah sebaik-baiknya pemberi kemaslahatan
Engkaulah sebaik-baiknya pemberi pertolongan
Ya ……Rabb kami diujung sepertiga malam
Ketika bulan,bintang,gunung,gelombang laut dan desiran air
Anggukan dedaunan tidak ketinggalan
Menggemakan tasybih memuji-Mu
Kami pun anak manusia membisikkan kata pujian yang sama
Karena hanya Engkaulah yang patut dan berhak memperoleh pujian
Ya … Rabb kami yang Maha Segalanya
Engkaulah Rabb kami yang Maha Besar
Kami anak manusia hanyalah debu-debu tak bernilai
ditengah samudera jagat raya tanpa batas
Dikeheningan dan dinginnya malam
Ditengah-tengah sebagian anak manusia yang lalai asyik bercanda dengan mimpi-mimpi kosong yang melalaikan
Kami bertahajud dihamparan sajadah bermunajad
Kami takut akan pedih dan kerasnya siksa akhirat
Kami merindukan menatap wajah-Mu di surga firdaus
Kamis, 28 Juli 2011
Aku dan Engkau Kekasihku
B y : Musni Japrie
Puisi cinta untuk isteri tercinta
Kemarau naik diarak gumpalan-gumpalan awan yang enggan beranjak
Anginpun raib, sesekali berembus malas, bahkan tak mampu menggerakkan daun cemara
Pucuk mahoni digelantungi bunga-bunga keemasan dilatari langit membiru
Terpana dalam kenangan yang melarutkan diri kemasa lalu
Larut berliuk-liuk di bayangan masa lampau, kupungut potongan kisah
Cinta dua anak manusia, aku dan kau cintaku
Kulihat dimatamu ada pelangi, setetes embun pagi membasahi bibir merahmu, tersenyum penuh arti
Bergetar dawai cinta bidadari pagi penuh pesona
Kucoba meraih jari jemarimu dan kugapai jiwamu
Adakah disana tempat aku melabuhkan kata hati
Mengajakmu menari dalam alunan nada cinta
Aku layari celah-celah gelombang samudera asmara
Kutilik dengan mata hati berbalaskah getaran kalbu yang telah terucap
Namun hanya seulas senyum menyejukkan pertanda hatimu dan hatiku berpadu dalam mabuk asmara
Kita berdua akan berlayar mengarungi samudera dengan bahtera cinta
Kita bersama berlabuh di pelabuhan ranjang pengantin
Memagut kehangatan dan gelinjang berahi dalam canda kehidupan
Tak cukup kata menuturkan cerita, tak cukup kanvas melukiskan kemesraan
Antara kita, aku dan engkau kekasihku.
Ampunan Seluas Bumi dan Langit
By : Musni Japrie
Malam kelam tanpa bintang
Bulan purnama telah lama usai
Jalan terjal bebatuan dibukit kemarau
Tersesat di belantara kemilau dunia
Badai dosa telah menghempaskan diri
Tenggelam dalam arus gelinjang birahi
Manisnya anggur merah memabukkan diri
Terbuai akan rayuan bayang-bayang dan hayal tanpa makna
Tanpa ujung dan tak pernah berakhir dengan gelimang nista
Begitu panjang liku-liku yang dihayati
Lupa akan perjalanan yang berujung pada senja
Kapan berakhirnya cerita panjang impian
Diujung persimpangan secercah cahaya menyalakan lentera di hati
Melambaikan senyum bulan purnama
Terbetik kerinduan untuk membasuh dosa
Dengan sejumput embun pagi yang lembut
Lentara hati menuntun dicelah celah pengakuan
Mencari taman bunga hati secercah harapan
Kembalilah anak hilang dimakan zaman
Kembali dalam pelukan kemesraan kekasih
Kekasih yang memberikan belaian dan hembusan kata janji
Pengampunan
Kekasih yang dengan cinta-Nya menghamparkan wewangian
Bunga surga yang diimpikan
Usailah sudah sandiwara kehidupan kelam,layar telah diturunkan
Kumainkan peran baru dalam panggung penuh magfirah-Mu
Ampunan yang luasnya,seluas bumi dan langit
Jalan Jakarta penghujung Sya’ban 1432
Malam kelam tanpa bintang
Bulan purnama telah lama usai
Jalan terjal bebatuan dibukit kemarau
Tersesat di belantara kemilau dunia
Badai dosa telah menghempaskan diri
Tenggelam dalam arus gelinjang birahi
Manisnya anggur merah memabukkan diri
Terbuai akan rayuan bayang-bayang dan hayal tanpa makna
Tanpa ujung dan tak pernah berakhir dengan gelimang nista
Begitu panjang liku-liku yang dihayati
Lupa akan perjalanan yang berujung pada senja
Kapan berakhirnya cerita panjang impian
Diujung persimpangan secercah cahaya menyalakan lentera di hati
Melambaikan senyum bulan purnama
Terbetik kerinduan untuk membasuh dosa
Dengan sejumput embun pagi yang lembut
Lentara hati menuntun dicelah celah pengakuan
Mencari taman bunga hati secercah harapan
Kembalilah anak hilang dimakan zaman
Kembali dalam pelukan kemesraan kekasih
Kekasih yang memberikan belaian dan hembusan kata janji
Pengampunan
Kekasih yang dengan cinta-Nya menghamparkan wewangian
Bunga surga yang diimpikan
Usailah sudah sandiwara kehidupan kelam,layar telah diturunkan
Kumainkan peran baru dalam panggung penuh magfirah-Mu
Ampunan yang luasnya,seluas bumi dan langit
Jalan Jakarta penghujung Sya’ban 1432
Rabu, 27 Juli 2011
Segenggam Rindu
Karya : Musni Japrie
Segenggam rindu menghentakkan jiwa
Kurajut kata kurangkai dalam untaian nada
Dentingan dawai bergetar penuh cerita
Pada malam , angin daratan dan kemuning senja
Kupaparkan kerinduan yang terbenam dalam kisah lama
Kunyanyikan gurindam lama memendam rasa
Gemuruh ombak tepian dahaga beriringan dalam cinta
Kepada cahaya rembulan sendu kubertanya
Kemanakan perginya aroma senja
Yang dilukis dalam kanvas berbingkai biang lala
Segenggam rindu kulukiskan didedaunan
Segenggam rindu kukirimkan
Pada angin semilir dikejauhan
Bayang-bayang dikerling mata nan menawan
Terdampar dalam penantian
Sebuah kerinduan yang tak tertahankan
bb-12, 2011
Segenggam rindu menghentakkan jiwa
Kurajut kata kurangkai dalam untaian nada
Dentingan dawai bergetar penuh cerita
Pada malam , angin daratan dan kemuning senja
Kupaparkan kerinduan yang terbenam dalam kisah lama
Kunyanyikan gurindam lama memendam rasa
Gemuruh ombak tepian dahaga beriringan dalam cinta
Kepada cahaya rembulan sendu kubertanya
Kemanakan perginya aroma senja
Yang dilukis dalam kanvas berbingkai biang lala
Segenggam rindu kulukiskan didedaunan
Segenggam rindu kukirimkan
Pada angin semilir dikejauhan
Bayang-bayang dikerling mata nan menawan
Terdampar dalam penantian
Sebuah kerinduan yang tak tertahankan
bb-12, 2011
Selasa, 26 Juli 2011
T A H A J U D
Karya : Musni Japrie
Berselimutkan dinginnya malam
Hanyut dalam mimpi tanpa makna
Godaan kehangatan ranjang cinta
Namun gelitik Engkau Kekasih
Membangkitkan gairah ‘tuk meninggalkan
Kemesraan bersama nikmatnya malam
Kami basuh jiwa dengan air mensucikan
Dihamparan bumi-Mu kami menundukkan diri
Dihamparan sajadah kami b ersujud
Kami sambut Engkau yang Maha Terkasih
Datangnya Engkau kelangit dunia
Disaksikan gelapnya malam
Bercahyakan cemerlangnya kemilau bintang gemintang
Di sepertiga ujung malam menyaksikan anak manusia
Yang menghambakan diri dan menengadahkan pinta
Engkau janjikan ampunan bagi yang meminta
Engkau berikan pertolongan bagi yang memohon
Ya Rabbana ………. Tolongkan kami hamba-hamba-Mu
Untuk selalu mengingat-Mu
Ya Rabbana ………..Bantulah kami para hamba-Mu
Untuk selalu bersyukur kepada-Mu
Ya Rabbana ……….Bantulah kami hamba-hamba-Mu
Untuk selalu melakukan sebaik-baiknya Ibadah
Ditingkahi nyanyian serangga malam yang melagukan tasybih
Semilirnya angin membasuh lembah kehidupan
Kami pasrah dan b erserah diri hanya kepada Engkau
Engkaulah sebaik-baik wakil
Dalam ketundukan dan ketakutan kami bertahajud kepada Engkau
Kami bisikan kata; ya …. Rabb kami
Jangan jadikan kami lalai dari Engkau
Jangan biarkan kami menyesatkan diri jauh dari jalan-Mu
Jangan biarkan kami menjauh dari ridha-Mu
Engkaulah sebaik-baiknya pemberi kemaslahatan
Engkaulah sebaik-baiknya pemberi pertolongan
Ya ……Rabb kami diujung sepertiga malam
Ketika bulan,bintang,gunung,gelombang laut dan desiran air
Anggukan dedaunan tidak ketinggalan
Menggemakan tasybih memuji-Mu
Kami pun anak manusia membisikkan kata pujian yang sama
Karena hanya Engkaulah yang patut dan berhak memperoleh pujian
Ya … Rabb kami yang Maha Segalanya
Engkaulah Rabb kami yang Maha Besar
Kami anak manusia hanyalah debu-debu tak bernilai
ditengah samudera jagat raya tanpa batas
Dikeheningan dan dinginnya malam
Ditengah-tengah sebagian anak manusia yang lalai asyik bercanda dengan mimpi-mimpi kosong yang melalaikan
Kami bertahajud dihamparan sajadah bermunajad
Kami takut akan pedih dan kerasnya siksa akhirat
Kami merindukan menatap wajah-Mu di surga firdaus
Berselimutkan dinginnya malam
Hanyut dalam mimpi tanpa makna
Godaan kehangatan ranjang cinta
Namun gelitik Engkau Kekasih
Membangkitkan gairah ‘tuk meninggalkan
Kemesraan bersama nikmatnya malam
Kami basuh jiwa dengan air mensucikan
Dihamparan bumi-Mu kami menundukkan diri
Dihamparan sajadah kami b ersujud
Kami sambut Engkau yang Maha Terkasih
Datangnya Engkau kelangit dunia
Disaksikan gelapnya malam
Bercahyakan cemerlangnya kemilau bintang gemintang
Di sepertiga ujung malam menyaksikan anak manusia
Yang menghambakan diri dan menengadahkan pinta
Engkau janjikan ampunan bagi yang meminta
Engkau berikan pertolongan bagi yang memohon
Ya Rabbana ………. Tolongkan kami hamba-hamba-Mu
Untuk selalu mengingat-Mu
Ya Rabbana ………..Bantulah kami para hamba-Mu
Untuk selalu bersyukur kepada-Mu
Ya Rabbana ……….Bantulah kami hamba-hamba-Mu
Untuk selalu melakukan sebaik-baiknya Ibadah
Ditingkahi nyanyian serangga malam yang melagukan tasybih
Semilirnya angin membasuh lembah kehidupan
Kami pasrah dan b erserah diri hanya kepada Engkau
Engkaulah sebaik-baik wakil
Dalam ketundukan dan ketakutan kami bertahajud kepada Engkau
Kami bisikan kata; ya …. Rabb kami
Jangan jadikan kami lalai dari Engkau
Jangan biarkan kami menyesatkan diri jauh dari jalan-Mu
Jangan biarkan kami menjauh dari ridha-Mu
Engkaulah sebaik-baiknya pemberi kemaslahatan
Engkaulah sebaik-baiknya pemberi pertolongan
Ya ……Rabb kami diujung sepertiga malam
Ketika bulan,bintang,gunung,gelombang laut dan desiran air
Anggukan dedaunan tidak ketinggalan
Menggemakan tasybih memuji-Mu
Kami pun anak manusia membisikkan kata pujian yang sama
Karena hanya Engkaulah yang patut dan berhak memperoleh pujian
Ya … Rabb kami yang Maha Segalanya
Engkaulah Rabb kami yang Maha Besar
Kami anak manusia hanyalah debu-debu tak bernilai
ditengah samudera jagat raya tanpa batas
Dikeheningan dan dinginnya malam
Ditengah-tengah sebagian anak manusia yang lalai asyik bercanda dengan mimpi-mimpi kosong yang melalaikan
Kami bertahajud dihamparan sajadah bermunajad
Kami takut akan pedih dan kerasnya siksa akhirat
Kami merindukan menatap wajah-Mu di surga firdaus
Kupu-kupu
Karya : Musni Japrie
Andaikan aku kupu-kupu
Aku akan terbang melayang
Bermain disela-sela angin pagi
Menatap cahaya mentari keemasan
Menjelajah bebungaan berwarna warni nan memikat
Menggoda kelopak kuncup yang mulai merekah
Bercanda diantara wewangian harum kembang setaman
Menggayutkan diri pada helaian mahkota bunga
Kubisikan senandung rayuan cinta
Kunyanyikan lagu rindu
Engkau bunga nan cantik jelita
Terpukau dalam keindahan
Andaikan aku kupu-kupu bersayap pelangi
Aku melayang dibawa angin senja
Meliuk dan menari-nari dibawah temaram mentari
Kucari rerumputan liar berbunga
Kureguk madu manis kembang perawan
Sebelum malam menjelang
Andaikan aku kupu-kupu
Aku akan terbang tinggi, jauh diawang-awang
Terpaut hati bergelora kalbu
Gairah cinta yang terbentang dalam lukisan di awan
Tepian Mahakam, 2011
SENDIRI LAGI
SENDIRI LAGI
Karya : Musni Japrie
Mentari pagi tersembunyi bertirai awan
Embun pagi menggelayut di dedaunan
Burung kenari tidak lagi menyanyikan lagu yang menawan
Kupu-kupu bersayap pelangi terperangkap di taman
Menunggu datangnya sejumput harapan
Angin tidak lagi membisikkan pesan
Bunga krisan dambaan tidak lagi menebarkan senyuman
Terkapar dalam sepi sendirian
Sepi memagut diri terdampar diujung penantian
Berlabuh dalam bayangan
Tiada lagi gaung canda dan gurauan
Menyanyi tanpa nada dan iringan
Aku kini sendiri lagi
Menatap pelangi pagi
Kukenang ketika membelai halus ujung-ujung lentik jemari
Bayang-bayangmu larut dalam mimpi tak bertepi
Tidak ada lagi nyanyian harmoni
Yang membuai dalam sebuah symponi
Kutanyakan pada kunang-kunang malam kemana dia pergi
Sinar mentari menghapus embun pagi
Sirna sejuta janji yang terangkai dalam puisi
Kini aku sendiri lagi, terpuruk dalam sebuah kehampaan
Tidak lagi kulihat bibir merah mengulum senyum
Kau pergi tinggalkan manisnya kenangan
Kau tinggalkan luka dihati dengan goresan kepedihan
Terseok-seok langkah sebagai sebuah kepasrahan
Kini aku sendiri lagi
Sepi memagut diri
Kemesraan dan gelinjang cinta yang telah pergi
Dibawa angin yang terus berlari, terus berlari
Disudut penantian yang tidak bertepi
Karya : Musni Japrie
Mentari pagi tersembunyi bertirai awan
Embun pagi menggelayut di dedaunan
Burung kenari tidak lagi menyanyikan lagu yang menawan
Kupu-kupu bersayap pelangi terperangkap di taman
Menunggu datangnya sejumput harapan
Angin tidak lagi membisikkan pesan
Bunga krisan dambaan tidak lagi menebarkan senyuman
Terkapar dalam sepi sendirian
Sepi memagut diri terdampar diujung penantian
Berlabuh dalam bayangan
Tiada lagi gaung canda dan gurauan
Menyanyi tanpa nada dan iringan
Aku kini sendiri lagi
Menatap pelangi pagi
Kukenang ketika membelai halus ujung-ujung lentik jemari
Bayang-bayangmu larut dalam mimpi tak bertepi
Tidak ada lagi nyanyian harmoni
Yang membuai dalam sebuah symponi
Kutanyakan pada kunang-kunang malam kemana dia pergi
Sinar mentari menghapus embun pagi
Sirna sejuta janji yang terangkai dalam puisi
Kini aku sendiri lagi, terpuruk dalam sebuah kehampaan
Tidak lagi kulihat bibir merah mengulum senyum
Kau pergi tinggalkan manisnya kenangan
Kau tinggalkan luka dihati dengan goresan kepedihan
Terseok-seok langkah sebagai sebuah kepasrahan
Kini aku sendiri lagi
Sepi memagut diri
Kemesraan dan gelinjang cinta yang telah pergi
Dibawa angin yang terus berlari, terus berlari
Disudut penantian yang tidak bertepi
Senin, 25 Juli 2011
P e n g e l a n a
\
K a r y a : Musni Japrie
Aku pengelana
Mengarungi luasnya laut dan samudera
Menjajaki padang tandus dan gurun sahara
Menjalani bukit-bukit terjal penuh luka
Berkelana mencari cinta
Meski jauh dan terlunta-lunta
Haus akan air cinta
Jauh diujung sana seperti nyata
Terbayang beningnya telaga
Berlari mengejar bayang-bayang melepas dahaga
Kiranya semua hayal fatamorgana semata
Terhempas dalam kehampaan jiwa
Aku musafir cinta
Berkelana mengelilingi samudera
Badai dan angin utara
Menghempaskan nestapa
Kucari pelabuhan untuk menyandarkan raga
Terdampar diujung pulau air mata
Sepi memagut raga
Tiada cinta
Mahakam, 21 Juli 2011.
K a r y a : Musni Japrie
Aku pengelana
Mengarungi luasnya laut dan samudera
Menjajaki padang tandus dan gurun sahara
Menjalani bukit-bukit terjal penuh luka
Berkelana mencari cinta
Meski jauh dan terlunta-lunta
Haus akan air cinta
Jauh diujung sana seperti nyata
Terbayang beningnya telaga
Berlari mengejar bayang-bayang melepas dahaga
Kiranya semua hayal fatamorgana semata
Terhempas dalam kehampaan jiwa
Aku musafir cinta
Berkelana mengelilingi samudera
Badai dan angin utara
Menghempaskan nestapa
Kucari pelabuhan untuk menyandarkan raga
Terdampar diujung pulau air mata
Sepi memagut raga
Tiada cinta
Mahakam, 21 Juli 2011.
Kunamai Bunga Itu Bunga Antika ku
Karya Musni Japrie
Untuk seorang sahabat di ujung Pulau seberang .
Mentari menyiramkan warna keemasan diseantero pagi
Warni-warni bebungaan dan rumput-rumput liar kemilau serasi
Setangkai rumpun krisan putih tampil menyunggingkan senyum
Hati ini terpaut akan keindahan krisan putih nan jelita
Kerling kelopaknya seakan mengucapkan salam
Membuat gairah berbunga
Kusapukan pandangan pada krisan putih menjawab sapaannya.
Kubisikan seulas kata indah, cantik ,jelita semerbak mewangikan alam tiada tara.
Kunamakan bunga itu “ Antika ku “
Mentari berangkat meninggalkan peraduannya
Alam bernyanyi bersama kicau murai ditingkah gemersik ranting dan dedaunan pohon angsana
Kulihat kupu-kupu bersayap pelangi menyapa warna warni bebungaan
Mencoba menyentuh mahkota krisan putih “ Antika ku “
Seberkas kecemburuan menyemburat dari kalbu melihat kupu-kupu pelangi jantan dengan kepak-kepaknya menggoda “ Antika ku “
Berang aku dibuatnya sembari berkata andaikan aku juga kupu-kupu bersayap pelangi
Aku akan menyelinap diantara warna-warni bunga , bertengger perkasa namun lembut di bunga krisan putih “ Antika ku “
Aku sentuh dengan jemari mahkota krisan putih , kubelaikan kelembutan cinta
Kubisikan gairah , engkau bunga “Antika ku “ nan cantik jelita
Kucandai dengan nada dan getaran kalbu, engkaulah bunga terindah milikku
Tidak akan ada kupu-kupu bersayap pelangi lain yang pernah mencumbu, karena hanya akulah miliknya, tidak siapapun yang lain.
Akulah yang akan selalu mencumbu dan menari diatas daun-daun mahkota, sembari sekali-kali kuhirup kesegaran wewangian dari tubuh bermadu.
Dipenghujung siang 22 juni 2011.
Sepi Sendiri
K a r y a : Musni Japrie
Puisi buat seseorang yang pergi dari ku
Sunyi sepi sendiri
Sejak kau pergi
Tinggalkan luka yang kau goreskan di hati
Perih terasa di sanubari
Burung tidak lagi bernyanyi
Alam pun ikut penyepi
Sunyi sepi sendiri
Terkapar sendiri menghayati sepi
Malam-malam penuh dng hayal bersamamu
di saat yang telah berlalu
Ranjang gairah cinta tidak lagi bernyanyi
Menyanyikan hasrat bersama dalam asyiknya bercinta .
Kau padamkan berahi membara
Dengan air duka nestafa.
Kini aku sendiri
Tanpa cinta, tanpa siapa-siapa teman bercanda
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 20:23
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
0 komentar:
Puisi buat seseorang yang pergi dari ku
Sunyi sepi sendiri
Sejak kau pergi
Tinggalkan luka yang kau goreskan di hati
Perih terasa di sanubari
Burung tidak lagi bernyanyi
Alam pun ikut penyepi
Sunyi sepi sendiri
Terkapar sendiri menghayati sepi
Malam-malam penuh dng hayal bersamamu
di saat yang telah berlalu
Ranjang gairah cinta tidak lagi bernyanyi
Menyanyikan hasrat bersama dalam asyiknya bercinta .
Kau padamkan berahi membara
Dengan air duka nestafa.
Kini aku sendiri
Tanpa cinta, tanpa siapa-siapa teman bercanda
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 20:23
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
0 komentar:
SUBHANALLAH .....INDAHNYA CIPTAAN MU
Karya : Musni Japrie
Untuk ikhwan dan akhwat se- aqidah
Kemuning senja kemerahan di seantero ufuk barat semakin memudar
Sang surya yang memendarkan lembayung di langit perlahan beralih keperaduan
Burung-burung pada kembali ke sarang
Perlahan namun pasti remang-remang menghapuskan petang
Malam pun menjelang
Nun jauh di ujung tepi laut dunia menyembul senyum rembulan purnama
Laut membiru memantulkan permainan cahaya keemasan
Menjadikan awal malam begitu indah dan menawan
Serangga malam mulai bernyanyi dalam paduan simfoni yang menggairahkan
Paduan warna warni keindahan malam purnama dan getaran suara nyanyian serangga tak henti
Bagaikan rangkaian harmoni alam yang tak akan pernah pudar
Purnama meniti langit dan merangkak kelajuardi menyiramkan kemilau malam yang semakin memukau
Dedaunan keperakan ditimpa rembulan
Desir angin lembut membisikkan nyanyian malam
Subhanallah…………, Masyaallah……………..
Keindahan yang tidak dapat dilukiskan diatas kanvas maupun dengan kata.
Adakah yang dapat setara membuat keindahan alam dan malam yang sangat mempesona ini
Adakah yang dapat meniru komposisi keindahan alam dan malam yang sangat memikat ini
Jagat raya seisinya betasybih memuji sang Maha Pencipta
Namun anak-anak zaman banyak yang lupa dan tidak sanggup memendam rasa dan rindu atas karunia indahnya malam ciptaan-Nya
Banyak anak-anak zaman tidak sanggup melantunkan pujian sebagaimana alam memuji-Nya
Maha indah dari segala yang paling indah
Maha Sempurna dari segala kesempurnaan
Dia-lah yang merangkai pernik-pernik indahnya purnama dalam satu nada untaian ciptaann yang sangat harmonis.
Untuk ikhwan dan akhwat se- aqidah
Kemuning senja kemerahan di seantero ufuk barat semakin memudar
Sang surya yang memendarkan lembayung di langit perlahan beralih keperaduan
Burung-burung pada kembali ke sarang
Perlahan namun pasti remang-remang menghapuskan petang
Malam pun menjelang
Nun jauh di ujung tepi laut dunia menyembul senyum rembulan purnama
Laut membiru memantulkan permainan cahaya keemasan
Menjadikan awal malam begitu indah dan menawan
Serangga malam mulai bernyanyi dalam paduan simfoni yang menggairahkan
Paduan warna warni keindahan malam purnama dan getaran suara nyanyian serangga tak henti
Bagaikan rangkaian harmoni alam yang tak akan pernah pudar
Purnama meniti langit dan merangkak kelajuardi menyiramkan kemilau malam yang semakin memukau
Dedaunan keperakan ditimpa rembulan
Desir angin lembut membisikkan nyanyian malam
Subhanallah…………, Masyaallah……………..
Keindahan yang tidak dapat dilukiskan diatas kanvas maupun dengan kata.
Adakah yang dapat setara membuat keindahan alam dan malam yang sangat mempesona ini
Adakah yang dapat meniru komposisi keindahan alam dan malam yang sangat memikat ini
Jagat raya seisinya betasybih memuji sang Maha Pencipta
Namun anak-anak zaman banyak yang lupa dan tidak sanggup memendam rasa dan rindu atas karunia indahnya malam ciptaan-Nya
Banyak anak-anak zaman tidak sanggup melantunkan pujian sebagaimana alam memuji-Nya
Maha indah dari segala yang paling indah
Maha Sempurna dari segala kesempurnaan
Dia-lah yang merangkai pernik-pernik indahnya purnama dalam satu nada untaian ciptaann yang sangat harmonis.
MAHA INDAH DARI SEGALA YANG INDAH
Karya : Musnijaprie
Nun Diufuk senja matahari perlahan mulai berlabuh dihariban malam
Cahaya kuning membayang disapu warna kemerahan menjadikan langit semakin temaram
Cahaya matahari senja memendarkan sinar dimuka laut
Menjadikan warna keemasan terhampar luas ditepI samudera
Burung camar meriah kembali kesarang
Bahtera nelayan melaju dihembus angin daratan
Sambil bercanda dengan riak gelombang mengais rezeki dari laut
Sungguh suatu pemandangan yang sangat dahsyat indahnya
Gambaran keindahan yang dinikmaaati dengan mata hati dan penghayatan
Dibalik semua itu terbetik tanya ?
Jadikah semuanya dengan sendiri
Tidak………Keindahan temaram merona dan lembayung senja yang mempesona sengaja diciptakan
Penciptanya Penata panggung sebagai pentas alam untuk direguk keindahannya adalah :
“ Dia Yang Maha Indah Dari Segala Keindahan Yang Paling Sempurna “
Subhanallahu……. tidak ada satupun ciptaan manapun yang menyamai ciptaan-Nya.
Tepian Mahakam , B a’da ashar 15 Sya’ban 1432 Hijriyah
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 20:44
MAHA INDAH DARI SEGALA YANG INDAH
Karya : Musnijaprie
Nun Diufuk senja matahari perlahan mulai berlabuh dihariban malam
Cahaya kuning membayang disapu warna kemerahan menjadikan langit semakin temaram
Cahaya matahari senja memendarkan sinar dimuka laut
Menjadikan warna keemasan terhampar luas ditepI samudera
Burung camar meriah kembali kesarang
Bahtera nelayan melaju dihembus angin daratan
Sambil bercanda dengan riak gelombang mengais rezeki dari laut
Sungguh suatu pemandangan yang sangat dahsyat indahnya
Gambaran keindahan yang dinikmaaati dengan mata hati dan penghayatan
Dibalik semua itu terbetik tanya ?
Jadikah semuanya dengan sendiri
Tidak………Keindahan temaram merona dan lembayung senja yang mempesona sengaja diciptakan
Penciptanya Penata panggung sebagai pentas alam untuk direguk keindahannya adalah :
“ Dia Yang Maha Indah Dari Segala Keindahan Yang Paling Sempurna “
Subhanallahu……. tidak ada satupun ciptaan manapun yang menyamai ciptaan-Nya.
Tepian Mahakam , B a’da ashar 15 Sya’ban 1432 Hijriyah
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 20:44
D eb u
K a r y a : Musni Japrie
Dimalam hening sepi
Kuterawangi langit juardi dengan mata hati
Bintang gemintang berkedip mengarungi samudera
Angkasa raya tanpa bertepi
Berarak dengan jumlah tidak terhingga
Tak terengkuh dalam angan
Betapa dahsyat luasnya semesta
Betapa besar semesta
Aku sebutir pasir di hamparan gurun
Aku setitik embun di samudera luas tanpa ujung
Aku tidak punya arti apa-apa di dalam angkasa raya
Aku bagaikan debu tidak bernilai
Diatas segalanya bertahta sang pencipta
Seluruh keagungan milik-Nya
Aku terlindung dalam kebesaran nama-Nya
Aku hanya debu yang tersungkur dibawah keagungan-Nya
Allah ………. Rabb ……… yang Maha Besar dari segalanya.
Disudut kota ,Minggu ketiga Sya’ban 1432 H
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 22:34 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
D eb u
Dimalam hening sepi
Kuterawangi langit juardi dengan mata hati
Bintang gemintang berkedip mengarungi samudera
Angkasa raya tanpa bertepi
Berarak dengan jumlah tidak terhingga
Tak terengkuh dalam angan
Betapa dahsyat luasnya semesta
Betapa besar semesta
Aku sebutir pasir di hamparan gurun
Aku setitik embun di samudera luas tanpa ujung
Aku tidak punya arti apa-apa di dalam angkasa raya
Aku bagaikan debu tidak bernilai
Diatas segalanya bertahta sang pencipta
Seluruh keagungan milik-Nya
Aku terlindung dalam kebesaran nama-Nya
Aku hanya debu yang tersungkur dibawah keagungan-Nya
Allah ………. Rabb ……… yang Maha Besar dari segalanya.
Disudut kota ,Minggu ketiga Sya’ban 1432 H
Diposkan oleh MUSNI JAPRIE al-PASERY di 22:34 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
D eb u
SEJUTA KERINDUAN
K a r y a : Musni Japrie
Aku tidak pernah b erhenti merindukan-Mu Kekasihku
Nama-Mu kusebut setiap dentangan waktu
Disudut-sudut siang dan diantara bisikan rindu
Tiada siapapun yang lain yang bersemayam di hatiku
Hanya nama-Mu terpateri disegenap detakan kalbu
Rindu yang tak tertahan terhampar hanya untuk-Mu
Aku merindukan-Mu dengan sejuta kerinduan wahai yang terkasih
Dalam setiap desahan nafas dan bisikan angin senja aku selalu merindukan-Mu kekasih
Nama-Mu yang terangkai dalam asama’ul husna adalah nama yang paling terindah
Disetiap langkah dalam perjalanan musafir Aku memuji dan memuja-Mu kekasih
Memuji-Mu dengan membisikkan kata dalam untaian kalimat tasybih
Pujian untuk-Mu yang tidak sanggup aku menghitungnya sendiri
Sebagaimana engkau yang telah memuji diri-Mu sendiri
Aku merindukan-Mu wahai yang memiliki wajah tak terbayangkan
Aku tidak mampu berhayal akan wajah-Mu yang selalu didambakan
Wajah Engkau yang indah mengalahkan seluruh bunga ditaman
Wajah indah yang mengalahkan indahnya malam dengan seribu bulan
Aku merindukan-Mu dengan sejuta kerinduan wahai yang tercinta
Hanya Engkaulah yang bersemayam di Arasy sebagai yang segala-galanya
Kepada Engkaulah satu-satunya untuk menyampaikan sejuta cinta
Hanya kepada-Mu ku sampaikan sejuta pinta
Hanya kepada-Mu kupanjatkan sejuta doa
Hanya kepada-Mu aku berserah taqwa
Aku lah diri yang hina,berharap akan surga
Aku lah diri yang hina berharap terlepas dari siksa api yang menyala-nyala
Ya Rabb segenap yang bernyawa
Dihadapan-Mu aku bagaikan kelana yang terlunta-lunta.
Diujung kota Tepian, 17 Sya’ban 1431 H / 25 Juli 2011
Aku tidak pernah b erhenti merindukan-Mu Kekasihku
Nama-Mu kusebut setiap dentangan waktu
Disudut-sudut siang dan diantara bisikan rindu
Tiada siapapun yang lain yang bersemayam di hatiku
Hanya nama-Mu terpateri disegenap detakan kalbu
Rindu yang tak tertahan terhampar hanya untuk-Mu
Aku merindukan-Mu dengan sejuta kerinduan wahai yang terkasih
Dalam setiap desahan nafas dan bisikan angin senja aku selalu merindukan-Mu kekasih
Nama-Mu yang terangkai dalam asama’ul husna adalah nama yang paling terindah
Disetiap langkah dalam perjalanan musafir Aku memuji dan memuja-Mu kekasih
Memuji-Mu dengan membisikkan kata dalam untaian kalimat tasybih
Pujian untuk-Mu yang tidak sanggup aku menghitungnya sendiri
Sebagaimana engkau yang telah memuji diri-Mu sendiri
Aku merindukan-Mu wahai yang memiliki wajah tak terbayangkan
Aku tidak mampu berhayal akan wajah-Mu yang selalu didambakan
Wajah Engkau yang indah mengalahkan seluruh bunga ditaman
Wajah indah yang mengalahkan indahnya malam dengan seribu bulan
Aku merindukan-Mu dengan sejuta kerinduan wahai yang tercinta
Hanya Engkaulah yang bersemayam di Arasy sebagai yang segala-galanya
Kepada Engkaulah satu-satunya untuk menyampaikan sejuta cinta
Hanya kepada-Mu ku sampaikan sejuta pinta
Hanya kepada-Mu kupanjatkan sejuta doa
Hanya kepada-Mu aku berserah taqwa
Aku lah diri yang hina,berharap akan surga
Aku lah diri yang hina berharap terlepas dari siksa api yang menyala-nyala
Ya Rabb segenap yang bernyawa
Dihadapan-Mu aku bagaikan kelana yang terlunta-lunta.
Diujung kota Tepian, 17 Sya’ban 1431 H / 25 Juli 2011
Sabtu, 23 Juli 2011
SURAT-SURAT CINTA
Karya : Musni Japrie
Telah kuterima surat-surat cinta- Mu
S urat-surat yang penuh dengan kata menawan
Hangat, mesra dan menggairahkan
Kata tersusun indah.lebih indah dari karya besar Sastrawan
Surat-surat cinta –Mu yang mendebarkan
Surat-surat cinta-Mu yang menjanjikan
Hari besok penuh Kebahagian dan kenikmatan
Surat-surat cinta-Mu mengingatkan
Hari besok penuh duka menyakitkan
Warna warni bunga nan harum mewangi
Kicauan burung bagaikan sebuah simfoni
Paduan keindahan dalam pelangi
Menggoda hati
Mabuk dengan secawan anggur merah dalam canda dan nyanyi
Terlupakan akan janji
Terjatuh dan terpuruklah diri
Wahai kekasihku yang paling tercinta
Aku berkhianat membagi cinta
Bercinta dengan dunia
Kepada-Mu kupalingkan wajah memelas pinta
Demi cinta-Mu tolong aku terbebas dari siksa
Hanya kepada Engkau tempat meminta
Kepada-Mu aku menyapa
Engkaulah pelabuhan terakhir tempat aku melabuhklan cinta
Samarinda, Jumat 21 Sya'ban 1432
Telah kuterima surat-surat cinta- Mu
S urat-surat yang penuh dengan kata menawan
Hangat, mesra dan menggairahkan
Kata tersusun indah.lebih indah dari karya besar Sastrawan
Surat-surat cinta –Mu yang mendebarkan
Surat-surat cinta-Mu yang menjanjikan
Hari besok penuh Kebahagian dan kenikmatan
Surat-surat cinta-Mu mengingatkan
Hari besok penuh duka menyakitkan
Warna warni bunga nan harum mewangi
Kicauan burung bagaikan sebuah simfoni
Paduan keindahan dalam pelangi
Menggoda hati
Mabuk dengan secawan anggur merah dalam canda dan nyanyi
Terlupakan akan janji
Terjatuh dan terpuruklah diri
Wahai kekasihku yang paling tercinta
Aku berkhianat membagi cinta
Bercinta dengan dunia
Kepada-Mu kupalingkan wajah memelas pinta
Demi cinta-Mu tolong aku terbebas dari siksa
Hanya kepada Engkau tempat meminta
Kepada-Mu aku menyapa
Engkaulah pelabuhan terakhir tempat aku melabuhklan cinta
Samarinda, Jumat 21 Sya'ban 1432
SURAT-SURAT CINTA
Karya : Musni Japrie
Telah kuterima surat-surat cinta- Mu
S urat-surat yang penuh dengan kata menawan
Hangat, mesra dan menggairahkan
Kata tersusun indah.lebih indah dari karya besar Sastrawan
Surat-surat cinta –Mu yang mendebarkan
Surat-surat cinta-Mu yang menjanjikan
Hari besok penuh Kebahagian dan kenikmatan
Surat-surat cinta-Mu mengingatkan
Hari besok penuh duka menyakitkan
Warna warni bunga nan harum mewangi
Kicauan burung bagaikan sebuah simfoni
Paduan keindahan dalam pelangi
Menggoda hati
Mabuk dengan secawan anggur merah dalam canda dan nyanyi
Terlupakan akan janji
Terjatuh dan terpuruklah diri
Wahai kekasihku yang paling tercinta
Aku berkhianat membagi cinta
Bercinta dengan dunia
Kepada-Mu kupalingkan wajah memelas pinta
Demi cinta-Mu tolong aku terbebas dari siksa
Hanya kepada Engkau tempat meminta
Kepada-Mu aku menyapa
Engkaulah pelabuhan terakhir tempat aku melabuhklan cinta
Jum'at, 24 Sya'ban 1432 / 22 Juli 2011 Sya’ban
HAMPARAN NIKMAT
K a r y a : Musni Japrie
Ya Rabb ………………
Engkau payungi kami dengan langit-Mu
Engkau jadikan bumi tempat kami berpijak
Engkau selimuti kami dengan malam yang bertaburkan bintang
Engkau hamparkan persada kehijauan sumber bagi segala hajat
Engkau taburkan dari langitmu gerimis menghidupkan tanah gersang
Engkau buatkan kolam dalam bagi mahluk air berenang
Engkau hamparkan laut dan samudera luas untuk bahtera melaju
Engkau lapangkan rezeki bagi segenap kami, binatang ternak dan hewan dilapangan hijau, burung-burung yang terbang dan kupu-kupu yang bercanda dengan bunga-bungaan diantara rerumputan hijau
Engkau lengkapi dunia kami dengan hiasan pernik kemilau dan kemegahan nan memikat
Engkau cukupkan kebutuhan dan Engkau lapangkan rezeki kami
Ya Rabb …………
Engkau jadikan siang kami sebagai ladang
Engkau jadikan malam kami sebagai pelipur lara
Engkau jadikan ranjang malam untuk kami berpasangan
menghirup gelinjang gairah
Engkau berikan kami turunan nan mungil penyejuk mata dan hati
Ya Rabb……………
Engkau hamparkan kepada kami tak terhitung nikmat-Mu
Engkau berikan pula kelengkapan nikmat tak ternilai kepada kami dengan iman kepada keesaan-Mu.
Ya Rabb kami, Engkaulah Maha Segalanya.
Ya Rabb kami, Engkaulah yang menghamparkan segala nikmat
Ya Rabb kami, Engkaulah tempat berharap
Ya Rabb ….. kami debu dibawah telapakkaki-Mu
Diujung Kota Tepian,penghujung Sya'ban 1432 H
Ya Rabb ………………
Engkau payungi kami dengan langit-Mu
Engkau jadikan bumi tempat kami berpijak
Engkau selimuti kami dengan malam yang bertaburkan bintang
Engkau hamparkan persada kehijauan sumber bagi segala hajat
Engkau taburkan dari langitmu gerimis menghidupkan tanah gersang
Engkau buatkan kolam dalam bagi mahluk air berenang
Engkau hamparkan laut dan samudera luas untuk bahtera melaju
Engkau lapangkan rezeki bagi segenap kami, binatang ternak dan hewan dilapangan hijau, burung-burung yang terbang dan kupu-kupu yang bercanda dengan bunga-bungaan diantara rerumputan hijau
Engkau lengkapi dunia kami dengan hiasan pernik kemilau dan kemegahan nan memikat
Engkau cukupkan kebutuhan dan Engkau lapangkan rezeki kami
Ya Rabb …………
Engkau jadikan siang kami sebagai ladang
Engkau jadikan malam kami sebagai pelipur lara
Engkau jadikan ranjang malam untuk kami berpasangan
menghirup gelinjang gairah
Engkau berikan kami turunan nan mungil penyejuk mata dan hati
Ya Rabb……………
Engkau hamparkan kepada kami tak terhitung nikmat-Mu
Engkau berikan pula kelengkapan nikmat tak ternilai kepada kami dengan iman kepada keesaan-Mu.
Ya Rabb kami, Engkaulah Maha Segalanya.
Ya Rabb kami, Engkaulah yang menghamparkan segala nikmat
Ya Rabb kami, Engkaulah tempat berharap
Ya Rabb ….. kami debu dibawah telapakkaki-Mu
Diujung Kota Tepian,penghujung Sya'ban 1432 H
Langganan:
Postingan (Atom)