By : Musni Japrie
Malam kelam tanpa bintang
Bulan purnama telah lama usai
Jalan terjal bebatuan dibukit kemarau
Tersesat di belantara kemilau dunia
Badai dosa telah menghempaskan diri
Tenggelam dalam arus gelinjang birahi
Manisnya anggur merah memabukkan diri
Terbuai akan rayuan bayang-bayang dan hayal tanpa makna
Tanpa ujung dan tak pernah berakhir dengan gelimang nista
Begitu panjang liku-liku yang dihayati
Lupa akan perjalanan yang berujung pada senja
Kapan berakhirnya cerita panjang impian
Diujung persimpangan secercah cahaya menyalakan lentera di hati
Melambaikan senyum bulan purnama
Terbetik kerinduan untuk membasuh dosa
Dengan sejumput embun pagi yang lembut
Lentara hati menuntun dicelah celah pengakuan
Mencari taman bunga hati secercah harapan
Kembalilah anak hilang dimakan zaman
Kembali dalam pelukan kemesraan kekasih
Kekasih yang memberikan belaian dan hembusan kata janji
Pengampunan
Kekasih yang dengan cinta-Nya menghamparkan wewangian
Bunga surga yang diimpikan
Usailah sudah sandiwara kehidupan kelam,layar telah diturunkan
Kumainkan peran baru dalam panggung penuh magfirah-Mu
Ampunan yang luasnya,seluas bumi dan langit
Jalan Jakarta penghujung Sya’ban 1432
Tidak ada komentar:
Posting Komentar