A.P e n d a h u l u a n
Di tengah-tengah masyarakat muslim di
negeri Nusantara ini benda-benda pusaka peninggalan orang-orang terdahulu dari
abad-abad lampau sangatlah mendapatkan tempat secara khusus karena dianggap
mengandung nilai-nilai magis dan dianggap sebagai benda-benda yang keramat.Sehingga
karenanya masyarakat kalangan yang awam dalam hal agamanya (aqidah) menjadikan
benda-benda pusaka tersebut sebagai barang yang syakral dan pada waktu-waktu
tertentu mendapatkan perlakuan secara khusus dengan cara dimandikan dengan menggunakan
air bunga dan biasanya pada malam-malam jum’at tertentu benda-benda pusaka
tersebut dikeluarkan dari tempat penyimpannya untuk diasapi dengan dupa dan
kemenyan. Tentunya memandikan dan mengasapi benda-benda pusaka tersebut tidak
dilakukan secara asal-asalan tetapi dilakukan dengan pakem-pakem yang sudah
diatur. Benda-benda pusaka tersebut bisa terdiri dari bermacam-macam dan yang
paling dikenal adalah benda pusaka berupa keris dan tombak dan senjata-senjata
lainnya seperti pedang, Mandau bahkan senjata api.
Ditengah-tengah masyarakat khususnya
masyarakat Jawa yang masih kental memegang tradisi budaya leluhur terutama dari
turunan kalangan priyayi mempunyai anggapan bahwa apabila benda-benda pusaka
kuno tidak mendapatkan perhatian dan perawatan akan menimbulkan kemudharatan
bagi pemiliknya, sedangkan disatu sisi lainnya dengan dimilikinya benda-benda
pusaka yang mendapatkan perawatan akan memberikan keberkahan bagi pemiliknya.
Karenanya ada pula yang memberikan sesajen terhadap benda-benda pusaka tersebut
Kepercayaan sebagian masyarakat
terhadap benda-benda kuno dan pusaka nampak sangat jelas bagaimana sikap yang
ditunjukkkan oleh mereka pada saat diadakannya ritual-ritual khusus yang
dilakukan oleh kalangan abdi dalem dikalangan kraton terhadap benda-benda
pusaka seperti memandikan kereta-kereta peninggalan raja-raja yang ada dimuseum
kraton. Masyarakat sengaja datang berbondong-bondong menyaksikan upacara adat
tersebut kemudian memperebutkan air sisa penyiraman terhada kereta tua tersebut
untuk diambil berkahnya.Karena mereka beranggapan bahwa air sisa siraman
memandikan kereta kuno peninggalan Belanda tersebut akan memberikan kesuburan
bagi usaha pertanian.
B.Pola Pikir dan Sikap Yang Irasional
Dari Sebagian Masyarakat
Banyak diantara masyarakat
yang mengaku sebagai seorang yang muslim, sangat memberikan penghormatan yang
tingi dan malah memuja-muja benda-benda pusaka peninggalan para leluhurnya
maupun peninggalan raja-raja zaman dahulu baik berupa senjata seperti keris dan
tombak, maupun benda-benda lainnya seperti gamelan, gong, kereta dan bahkan
kerbau yang dianggap turunan dari kerbau dari zaman kerajaan dianggap kramat
dan bertuah.Pada waktu-waktu tertentu tidak saja orang-orang dari kraton yang mengadakan
upacara membersihkan dan memandikan benda-benda pusaka kraton, namun perorangan
yang memiliki dan menyimpan benda-benda pusaka seperti keris dan tombak juga
mengadakan ritual memandikan dan membersihkan sebagai bentuk wujud perhatian
dan pemeliharaana atas benda pusaka tersebut. Masyarakat berkeyakinan apabila
benda-benda pusaka tersebut tidak dimandikan dan dibersihkan rohnya akan
menimbulkan gangguan kepada pemilik dan keluarganya.
Selain keyakinan akan
benda-benda pusaka, kebanyakan masyarakat juga memiliki keyakinan bahwa cincin
yang bermatakan batu-batu khusus mempunyai khasiat dan juga memilki ruh yang
dapat mendatangkan kebaikan dan manfaat serta juga dapat mendatangkan
kemudharatan, cincin dengan batu permata tertentu diyakini dapat dijadikan
penyembuh berbagai macam penyakit.Cincin dan batu permata tersebut dianggap sebagai benda yang bertuah
sehingga perlu mendapatkan perhatian secara khusus, apalagi kalau cincin dan
batu permata tersebut diperoleh dengan kesulitan yang tinggi sehingga kadang-kadang
dinilai sampai puluhan juta rupiah
Karenanya tidaklah mengherankan mereka mereka
yang mempunyai kepercayaan terhadap cincin yang bermatakan batu tidak sungkan
mengeluarkan uang yang besar untuk membelinya. Tetapi tentunya berbeda dengan
batu permata sebagai hiasan yang memang memiliki nilai harga yang tinggi
seperti intan, jamrud, rubby dan yang lain-lainnya yang dijual ditoko-toko
permata.
Ditinjau dari sudut pandang
yang rasional berdasarkan logika dan ilmu pengetahuan yang sudah maju sedemikian
rupa seperti di zaman dimana sekarang ini kita hidup, tentulah pola pikir dan
sikap serta perilaku sebagian masyarakat terutama di kalangan kaum muslimin
yang memegang teguh keyakinan terhadap
adanya kekuatan dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh benda-benda tertentu
seperti cincin permata, berbagai bentuk senjata kuno seperti keris ,tombak dan
pedang serta benda-benda kuno peninggalan sejarah yang kemudian dianggap
mempunyai tuah dan dapat memberikan berkah adalah sebagai yang irasioinal atau
tidak masuk diakal.
Zaman dimana para leluhur dan nenek moyang
yang hidup dimasa lampau merupakan zaman yang masih serba dalam kegelapan dan jahiliyah jauh dari ilmu pengetahuan,
apalagi pengetahuan tentang agama ( Islam).
Mereka-mereka yang meyakini
hal-hal yang bersifat khurafat, dan masih berpegang teguh dan mempercayai
tradisi sebagaimana digambarkan tersebut
diatas sebenarnya merupakan gambaran bahwa di zaman yang serba ultra modern ini
nasih ada sebagian kalangan yang masih tidak memiliki daya nalar dan pola
pikir, sikap dan perilaku hidup yang berazaskan kepada Islam.
C.Memperlakukan dan Meyakini Benda-Benda
Pusaka dan Benda-Benda lainnya Mempunyai Kekuatan, Bertuah dan Dapat Memberikan
Berkah Merupakan Perbuatan Syirik
Syirik bukanlah hanya
sekedar diartikan dengan seseorang
menyembah berhala atau mengakui ada pencipta selain Allah. Meskipun menyembah
berhala memang termasuk syirik. Namun
kesyirikan sebenarnya lebih luas daripada itu. Yaitu yang berkaitan dengan
masalah ibadah, jika ada satu ibadah dipalingkan kepada selain Allah, itu pun
sudah termasuk syirik.
Syirik merupakan bahaya yang
terbesar dan penyakit yang paling berbahaya. Syirik sebagai penyakit hati, karena sumber kesyirikan bermula dari
keyakinan (i’tiqad) yang ada di dalam hati
Berbagai tradisi warisan budaya yang selama
ini masih banyak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat yang
mengaku dirinya sebagai muslim seperti keyakinan m ereka terhadap benda-benda
kuno dan pusaka atau benda-benda- yang bertuah , ternyata mengandung kesyirikan
yang nyata. Karena dalam tradisi tersebut mengandung banyak sekali perilaku
keyakinan bahwa ada kekuatan atau kekuasaan lain selain Allah yang dapat
memberikan kemaslahatan dan kemudharatan bagi manusia.Dilihat dari segi
syari’at agama perbuatan yang mempercai adanya kekuatan lain yang dapat
menimbulkan kemudharatan dan dapat memberian perlindungan kepada manusia
sebagai makhluk adalah suatu perbuatan yang sama dengan mengadakan tandingan
atas Allah Yang Maha Esa. Kepercayaan ini dinamakan syirik. Karena syirik itu
tidak hanya sebatas menyembah atau sujud kepada selain Allah Subhanahu
Wata’ala, tetapi segala macam perbuatan yang mengarah kepada pengakuan adanya
kekuatan dan kekuasaan lain yang menyamai kekuasaan dan kekuatan Allah Subhanahu
Wata’ala dikatagorikan dengan syirik.
Islam telah mensyari’atkan
sebagai kewajiban yang mutlak tanpa bisa ditawar-tawar bagi setiap pemeluknya
untuk mentauhidkan Allah Yang Maha Esa, baik tauhid Uluhiyah yaitu mengesakan
Allah Subhanahu Wata’ala dengan segala bentuk ibadah yang lahir maupun bathin,
dalam wujud ucapan maupun perbuatan, lalu menolak segala bentuk ibadah terhadap
selain Allah Ta’ala bagaimanapun bentuk dan perwujudannya.
Islam juga mensyari’atkan
kewajiban mutlak bagi pemeluknya untuk mentauhidkan Allah dalam tauhid
Rububiyah, yaitu pengakuan sejati bahwa Allah adalah Rabb dari segala sesuatu
dan raja dari segala sesuatu,pencipta dan pemelihara segala sesuatu, yang
berhak mengatur segala sesuatu. Allah tidak memilki sekutu dalam kekuasaannya,
tidak ada yang menolong-Nya, karena Dia Lemah ( tapi justeru Dia Maha Mampu),
Tidak ada yang bisa menolak keputusan-Nya. Tidak ada yang bisa melawan-Nya,
tidak ada yang bbisa menandingi-Nya. Tidak ada yang bisa nenentang-Nya
Syaikh Al- Allamah Hafizh bin
Ahmad Al-Hikami dalam buku Pintar Aqidah Ahlussunnah, menyebutkan bahwa
kebalikan/lawan dari tauhid Uluhiyah adalah syirik.Syirik sendiri ada dua
macam,pertama adalah syirik b esar yang berlawanan secara totaliktas dengan
tauhid uluhiyah. Yang kedua adalah syirik kecil yang bisa merusak kesempurnaan
tauhid..Selanjutnya dijelaskan dalam buku tersebut bahwa syirik besar terjadi
apabila seorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya yang ia
menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai Allah,
takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah.minta perlindungan dan berdoa
kepadanya . Takut dan berharap kepadanya, mencinta dan bertawakkal kepadanya,
menaatinya dalam bermaksiat kepada Allah, atau mengikutinya meski berlawanan
dengan keridhaan Allah.
Sungguh manusia sudah
berbuat keterlaluan dan melakukan sesuatu yang tidak ada tuntunannya kecuali
hanya sekedar mengikuti hawa nafsu yang didalamnya ada bisikan dan godaan
syetan yang dilaknat, dan itu mereka lakukan berdasarkan tradisi yang
diwariskan oleh nenek moyang yang masih jahiliyah, tidak kenal akan tauhid,
atau mereka ikuti dari meniru perbuatan orang-orang non muslim.
Mengingat bahwa perbuatan tradisi kebanyakan
orang yang meyakini bahwa benda-benda pusaka sebagai benda yang bertuah dan
dapat memberikan berkah sehingga memperlakukannya secara khusus dengan
menyediakan sesajensebagai bentuk persembahan kepada makhluk selain Allah, maka
ini merupakan syirik yang digolongkan dalam syirik besar (akbar). Karena dalam
syirik akbar ini seseorang hamba menjadikan selain Allah sebagai sekutu-Nya
yang ia menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin, mencintainya seperti mencintai
Allah, takut kepadanya seperti takutnya kepada Allah, minta perlindun gan dan
berdoa kepadanya.
Mereka-mereka yang terbiasa dengan pekerjaan
berbuat syirik kepada Allah dengan memberiakn perlakuan khusus kepada
benda-benda kuno dan pusaka atrau benda-benda yang dianggap bertruah dan
mendudukkannya diatas dari semestinya , diancam oleh Allah berupa ancaman tidak
akan diberikan ampunan, sebagaimana dengan melakukan perbuatan dosa lainnya
selain syirik. Ini ditegaskan dalam al-Qur’an surah An- Nisaa ayat 48 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ
أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ
بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An Nisaa: 48 )
Terhadap orang-orang yang
berbuat syirik disebut Allah sebagai orang yang tersesat sejauh-jauhnya
sebagaima bunyiAl-Qur’an surah An-Nisaa’ ayat 116 :
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ
أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ
بِاللّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An Nisaa: 116 )
Orang-orang yang melakukan
kesyirikan seperti mereka-mereka yang mempertahankan budaya tradisi syirik
dalam kehidupannya sehari-hari diancam
oleh Allah SubhanahuWata’ala dengan hukuman api neraka, sebagaimana yang tercantum
dalam al-Qur’an surah Al-Maa-idah ayat 72 :
- إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ
بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.(QS. Al Maa’idah : 72 )
Hadits Rasullullah
shallallahu’alaihi wa salam juga menyinggung hal yang sama sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abdullah radhyallahu’anhu :
صحيح مسلم ١٢٤: حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ إِسْحَقُ
أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ وَقَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ
أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُرَحْبِيلَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ
أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قَالَ قُلْتُ لَهُ إِنَّ ذَلِكَ
لَعَظِيمٌ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ
أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ
حَلِيلَةَ جَارِكَ
Shahih Muslim 124: dari
Abdullah dia berkata, "Aku bertanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Dosa apakah yang paling besar di
sisi Allah?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Kamu
membuat tandingan bagi Allah (syirik), sedangkan Dialah yang
menciptakanmu." Aku berkata, "Sesungguhnya dosa demikian memang
besar. Kemudian apa lagi?" Beliau bersabda: "Kemudian kamu membunuh anakmu
karena khawatir dia makan bersamamu." Aku bertanya lagi, "Kemudian
apa lagi?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Kamu
berzina dengan isteri tetanggamu."
D.Apa Saja Yang Menimpa Anak Manusia, Baik Berupa
Kebaikan Maupun Kemudharatan Datangnya Dari Allah Yang Sudah Ditentukan Dengan
Takdir.
Qadar (* takdir ) adalah
pengetahuan Allah yang ingin Dia wujudkan atau terjadi pada mahluk-Nya, alam
semesta, kejadian dan segala sesuatu . Ketentuan tersebut dan penulisannya
berada dalam Lauh Mahfuuzh. Qadar ( takdir ) merupakan rahasia Allah pada
ciptaan-Nya yang tidak dapat diketahui sekalipun oleh malaikat terdekat maupun
para Nabi yang diutus.
Iman kepada qadar (takdir )
adalah membenarkan dengan keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi meliputi
perkara yang baik maupun yang buruk serta segala sesuatu yang merupakan qada (
keputusan ) Allah dan qadar-Nya. Demikian yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad
Bin Ibrahim Bin Abdullah At-Tuwaijiri.
Fuad bin Abdul Aziz
Asy-Salhub menyebutkan bahwa iman kepada qadar adalah salah satu rukun iman
yang enam.Tidak sah iman seseorang hingga dia berikrar dan beriman kepada
qadar( takdir).
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ
خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”( QS.Al-Qamar
: 49 ).
Firman Allah Ta”ala
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ
إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ.
“ Tiada
sesuatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang
siapa yang berIman kepada Alah ,niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu “ ( QS. At-Taghabun : 11
)
Allah Ta’ala juga berfiman :
مَّا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ
مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ اللَّهُ لَهُ سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا
مِن قَبْلُ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَّقْدُورًا
Tidak ada suatu keberatanpun atas Nabi tentang apa
yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian)
sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu [1222]. Dan adalah
ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (QS.Al Ahzab:38)
K e t e r a n g a n
[1222] Yang dimaksud dengan
"Sunnah Allah" di sini ialah mengerjakan sesuatu yang dibolehkan
Allah tanpa ragu-ragu.
Dari beberapa firman Allah
Ta’ala yang bertalian dengan qadar ( takdir ) yang tersebut diatas maka Iman
kepada qadar ( takdir ) adalah mengimani bahwa semua yang ada tidak akan
terjadi kecuali atas kehendak ( masyiah) dan keinginan ( iradah ) Allah, serta
segala sesuatu terjadi karena keinginan Allah. Apayang diinginkan Allah pasti
terjadi dan apa yang tidak dinginkan –Nya maka tidak akan ada,baik hal itu
berhubungan dengan perbuatan Allah seperti mencipta,mengatur,menghidupkan,
mematikan dan sebagainya, ataupun yang berhubungan dengan perbuatan makhluk-Nya
berupa perbuatan,ucapan dan keadaan.
Selanjutnya mengenai takdir
(qadar ) ini Ibnu Qayyim Al-Zaujiyah dalam buku beliau Qada dan Qadar
mengemukakan bahwa penetapan takdir sebelum penciptaan Langit dan bumi.
Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim,dari Abdullah bin Amr bin Asdh, ia
bercerita, aku pernah mendengar
صحيح مسلم ٤٧٩٧: حَدَّثَنِي أَبُو
الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ
وَهْبٍ أَخْبَرَنِي أَبُو هَانِئٍ الْخَوْلَانِيُّ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ
أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ قَالَ وَعَرْشُهُ
عَلَى الْمَاءِ
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ
حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلٍ
التَّمِيمِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا نَافِعٌ يَعْنِي ابْنَ
يَزِيدَ كِلَاهُمَا عَنْ أَبِي هَانِئٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُمَا
لَمْ يَذْكُرَا وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
Shahih Muslim 4797: dari 'Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash dia
berkata; "Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh
tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.' Rasulullah menambahkan: 'Dan
arsy Allah itu berada di atas air."
Diriwayatkan pula oleh Ibnu
Wahab bahwa Rasullulah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Barang siapa tidak beriman kepada
qadar,baik dan buruknya,maka Allah akan membakarnya dengan api neraka, “
Allah Ta’ala berfirman dalam
Al-Qur’an Surah Al-Hadid -22 :
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ
فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن
نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.(QS.Al Hadid:
22 )
Keyakinan dan kepercayaan
seperti tersebut bertolak belakang dengan dalil-dalil syar’i, sehingga
seharusnya segala kepercayaan kepada yang khurafat harus dibuang jauh-jauh
serta ditinggalkan.Bersihkan dan murnikahlah aqidah dengan hanya mengesakan
Allah subhanahu wa ta’ala, karena hanya Dialah yang berhak untuk diibadahi
secara benar.
E.P e n u t u p
Islam sebagai agama yang hak
yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala telah menghapuskan seluruh keyakinan
syirik sebagai akibat kejahilan manusia akan agamanya. Namun demikian masih
banyak saja orang-orang yang mengaku sebagai muslim di dalam pola pikir, sikap
dan perilaku hidup keseharian mereka bergelimang dengan perbuatan-perbuatan
tahyul dan khurafat, seperti meyakini benda-benda pusaka, kuno dan benda-benda lainnya
sebagai benda yang keramat dan bertuah. Padahal dari sudut pandang syari’at
Islam hal tersebut terlarang yang dapat menjerumuskan kejurang syirik.
Kepada mereka-mereka yang meskipun tanpa sadar telah melakukan
kesyirikan karena kejahilannya terhadap ilmu agama, maka tidak ada cara lain
yang harus dipilih dan ditempuh kecuali melakukan taubat meminta ampun atas
prilaku sesat yang telah dilakukan, karena taubat dapat menghapus segala dosa,
karena Allah telah menjanjikannya dalam Al-Qur’an sesuai dengan yang tercantum
dalam surah Az-Zumar ayat 53:
-قُلْ يَا عِبَادِيَ
الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ
إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai
hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa ]
semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(QS.Az-Zumar : 53 )
Menurut Allah Ta’ala setiap orang bertaubat
niscaya mendapatkan ampunan termasuk mereka yang melakukan kesyirikan, asalkan
mereka bertaubat sebelum nafasnya tinggal ditenggorokan ( sebelum ajal/kematian
) dan matahari terbit dari sebelah barat (kiamat). Apabila mati dalam keadaan
syirik dan tidakbertaub at sebelumnya maka Allah tidak akan mengampuninya lagi.
Sumber :
1. Al-Qur’an dan Terjemahan,
www.Salafi-DB.com
2. Kitab Hadits 9 Imam,
www Lidwa Pusaka .com
3.Fathul Majid ( Terjemahan
),Penjelasan Kitab Tauhid,Dyaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh,Penerbit Pustaka
Azzam
4.Perilaku & Akhlak
Jahiliyah,Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimi, penerbit Pustaka Sumayah
5.Syarah Aqidah Ahlus Sunnah
Wal Jama’ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi’i
6. Ayat-ayat Larangan dan
Perintah dalam Al-Qur’an KH.Qomaruddin dkk, penerbit Diponogoro
7. Ghuluw Benalu Dalam
Ber-Islam Abdurrahman bin MNU’alla Al-Luwaihiq,penerbit Pustaka Imam
Asy-Syafi’i
8. Bahaya Mengekor Non
Muslim Muhammad bin ‘Ali Adh Dhabi’I, penerbit
Media Hidayah
9. Qada dan Qadar oleh Ibnu
Qayyim Al-Zaujiyah.
10. Ensiklopedi Insan Kamil
oleh Syaikh Muhammad Bin Ibrahim Bin Abdullah At-Tuwaijiri.
11. Kumpulan Kultum Setahun
oleh Fuad Bin Abdul Aziz Asy-Salhub.
12. www.Konsultasi
Syariah.com
Selesai disusun, Kamis, ba’da
ashar 27 Safar 1434 H/9 Januari 2013 M
( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar