Sebagai lanjutan dari artikel tentang Bagaimana cara
ber-tabarruk (mencari berkah) yang benar sesuai syari’at , maka dalam ulasan
bagian keempat ini diketengahkan cara ber-tabarruk yang lain, yaitu antara lain
ber-tabarruk pada Masjid-Masjid ( Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan Masjid
Nabawi)
F.Tabarruk di Masjid
Ada sejumlah tempat yang oleh Allah subhanahu wa ta’ala dijadikan tempat yang mengandung banyak
kebaikan (barakah). Yakni apabila beramal di tempat tersebut dengan ikhlas dan
sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam . Contohnya
adalah masjid-masjid, di mana mencari barakahnya dengan melaksanakan shalat
lima waktu, beri’tikaf, menghadiri majelis ilmu, dan sebagainya dengan
cara-cara yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Perlu diketahui,
bertabarruk pada masjid-masjid itu bukanlah dengan cara mengusap-ngusap tembok
atau tanah masjid tersebut, atau yang hal-hal lain yang dilarang syariat.
Beberapa masjid yang mempunyai keutamaan dan keberkahan antara
lain adalah masjidil Haram di Makkah, masjid Nabawi di Madinah dan masjid Aqsa
di Yerussalam Palestina.
1.Tabarruk di Masjidil Haram di Makkah
Diantara keutamaan dan keberkahan masjidil Haram yang
melingkupinya adalah :
a.Keutamaan shalat di dalamnya
أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ رَبَاحٍ وَعُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ
أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةٌ
فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ
الْحَرَامَ
Shahih Bukhari 1116: Telah
menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada
kami Malik dari Zaid bin Rabah dan 'Ubaidillah bin Abu 'Abdullah Al Ghorri dari
Abu 'Abdullah Al Ghorri dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat di masjidku ini nilainya
seribu kali lebih baik dibandingkan pada masjid lain kecuali pada Al Masjidil
Haram".
Maksudnya, satu kali shalat di Masjidil Haram lebih utama
daripada seratus ribu kali shalat di masjid-masjid lainnya, selain masjid
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam dan masjid Aqsha, sebagaimana di
jelaskan dalam beberapa hadits.
Keutamaan shalat di Masjidil Haram itu tidak hanya terbatas pada
shalat fardhu, akan tetapi juga meliputi shalat-shalat sunnah secara
keseluruhan,menurut pendapat yang shahih. Namun perlu diketahui bahwa pelipat
gandaan nilai ini hanya terkait dengan masalah pahala dan ia tidak dapat
menggantikan shalat-shalat yang ditinggalkan sebelumnya.
Pahala yang semacam ini termasuk keberkahan terbesar yang Allah
berikan kepada Majidil Haram sebagai bwentuk pemuliaan.
b.Keutamaan amal-amal shalih yang dilakukan di dalamnya
Diantaranya adalah melakukan thawaf disekeliling ka’bah, ada
beberapa hadits yang diriwayatkan dalam sebagian kitab sunan yang menunjukkan
besarnya keutamaan thawaf dan ajujran agar memperbanyaknya.Thawaf itu sendiri
membuat Masjidil Haram menjadi istimewa.Dimana keistimewaan tersebut adalah
diperbolehkannya melakukan thawaf dan shalat pada setiap waktu. Sebagaimana
hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
سنن الترمذي ٧٩٥: حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ
قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ بَابَاهَ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا بَنِي
عَبْدِ مَنَافٍ لَا تَمْنَعُوا أَحَدًا طَافَ بِهَذَا الْبَيْتِ وَصَلَّى أَيَّةَ سَاعَةٍ
شَاءَ مِنْ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ
وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي ذَرٍّ قَالَ أَبُو عِيسَى
حَدِيثُ جُبَيْرٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي
نَجِيحٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بَابَاهَ أَيْضًا وَقَدْ اخْتَلَفَ أَهْلُ الْعِلْمِ
فِي الصَّلَاةِ بَعْدَ الْعَصْرِ وَبَعْدَ الصُّبْحِ بِمَكَّةَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ
لَا بَأْسَ بِالصَّلَاةِ وَالطَّوَافِ بَعْدَ الْعَصْرِ وَبَعْدَ الصُّبْحِ وَهُوَ
قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ وَاحْتَجُّوا بِحَدِيثِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا و قَالَ بَعْضُهُمْ إِذَا طَافَ بَعْدَ الْعَصْرِ
لَمْ يُصَلِّ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ وَكَذَلِكَ إِنْ طَافَ بَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ
أَيْضًا لَمْ يُصَلِّ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ وَاحْتَجُّوا بِحَدِيثِ عُمَرَ أَنَّهُ
طَافَ بَعْدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ فَلَمْ يُصَلِّ وَخَرَجَ مِنْ مَكَّةَ حَتَّى نَزَلَ
بِذِي طُوًى فَصَلَّى بَعْدَ مَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ
وَمَالِكِ بْنِ أَنَسٍ
Sunan Tirmidzi 795: dari
Jubair bin Muth'im berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
'Wahai Bani Abdu Manaf, janganlah kalian melarang orang yang thowaf dan shalat
di Ka'bah kapanpun dia suka, baik malam ataupun siang'."
c. Masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi
Masjidil Haram memiliki keutamaan dan keberkahan karena masjid
inilah yang pertama kali dibangun di atas muka bumi.
Hal ini ditegaskan dalam
firman Allah subhanahuwa ta’ala :
Allah ta’ala berfirman :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ
مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang
di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia
(QS. Ali Imran : 96 )
Selain itu juga diriwayatkan dalam sebuah hadits Rasullullah shallallahu’alaihi
wa sallam :
صحيح البخاري ٣١١٥: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ قَالَ
الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ
كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ
بَعْدُ فَصَلِّهْ فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيهِ
Shahih Bukhari 3115: Abu
Dzarr radliallahu 'anhu berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, masjid apakah yang pertama di bangun di muka bumi
ini?". Beliau menjawab: "al-Masjidil Haram". Dia berkata, aku
tanya lagi; "Kemudian apa?". Beliau menjawab: "al-Masjidil
Aqshaa". Aku bertanya lagi; "Berapa lama selang waktu antara
keduanya?". Beliau menjawab: "Empat puluh tahun. Kemudian dimana saja
kamu berada dan waktu shalat sudah datang maka shalatlah, karena didalamnya ada
keutamaan".
d. Ditekankannya Mengadakan Perjalanan Jauh ( safar) menuju
Masjidil Haram
Syari’at melarang kepada umat Islam untuk melakukan perjalanan
jauh ( safar) khusus untuk mendatangi(ziarah) dalam rangka melakukan ibadah ke
masjid-masjid, kecuali bersafar ke Masjidil Haram dan Aqsha. Menyengaja
melakukan perjalanan jauh untuk berziarah dalam rangka beribadah ke Masjidil
Haram diperbolehkan , hal ini menunjukkan adanya keutamaan dan keberkahan pada
masjid tersebut, ini ditegaskan dalam
hadits riwayat Imam Bukhari dalam sebuah
hadits :
صحيح البخاري ١١١٥: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ قَزَعَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا
سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَرْبَعًا قَالَ سَمِعْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ غَزَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثِنْتَيْ عَشْرَةَ غَزْوَةً ح حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُشَدُّ
الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Shahih Bukhari 1115: dari
Qaza'ah berkata; Aku mendengar Abu Sa'id radliallahu 'anhu empat kali, berkata;
Aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dia (Abu Sa'id
radliallahu 'anhu) pernah ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sebanyak dua belas kali peperangan. Dan diriwayatkan, telah
menceritakan kepada kami 'Ali telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az
Zuhriy dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali
untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu 'alaihi
wasallam dan Masjidil Aqsha".
Ibnul Qaiyim rahimahullah dalam Zaadul Ma’ad menyebutkan bahwa
mengadaklan perjalanan menuju Masjidil
Haram hukumnya fardhu ( maksudnyan untuk tujuan haji dan umrah bagi siapa yang
mampu ) sedangkan untuk selainnya adalah sunnah, bukan wajib ( yaitu untuk
kedua masjid lainnya, Masjidil Aqsha dan Masjid Nabawi).
Selain beberapa keutamaan dan keberkahan Masjidil Haram
sebagaimana dikemukakan diatas , keutamaaan dan keberkahan Masjidil Haram
lainnya adalah merupakan tempat terbaik dimuka bumi.
Dari dalil-dalil yang diangkat dalam ulasan diatas, maka
sangatlah dianjurkan untuk mencari barakah ( tabarruk) dengan mendatangi
Masjidil Haram dan beribadah di dalamnya dengan ibadah-ibadah yang di
syari’atkan dan tidak melakukan perbuatan bid’ah.
2.Tabarruk Masjid Nabawi di Madinah
Diantara keberkahan dan keutamaan masjid Nabawi ini antara lain adalah
:
a.Keutamaan shalat di dalamnya
Shalat di masjid utama mempunyai keutamaan yang lebih besar
dibanding dengan shalat di masjid-masjid lainnya,m kecuali shalat di Masjidil
Haram, karena apabila shalat di Masjid
Nabawi ini nilainya adalah seribu kali maka shalat di masjid lain hanya
mempunyai nilai 1. Sedangkan kalau shalat di Masjidil Haram nilainya seratus
kali dibanding dengan nilai shalat di Masjid Nabawi. Atau sama dengan 100.000
kali dibanding bila shalat di Masjid-masjid lainnya.
Keutamaan shalat di Masjid Nabawi ini disebutkan oleh hadits
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح مسلم ٢٤٦٩: حَدَّثَنِي عَمْرٌو النَّاقِدُ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ
وَاللَّفْظُ لِعَمْرٍو قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ
الْحَرَامَ
Shahih Muslim 2469: dari
Abu Hurairah dan sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau
bersabda: "Shalat di masjidku ini, lebih baik daripada seribu shalat di
tempat lain, kecuali di Masjidil Haram."
b. Keutamaan ruang yang terletak diantara bekas rumah dan mimbar
Rasullullah Shallallahu’alaihi wa sallam
Hal ini disebutkan oleh beliau shallallahu’alaihi wa sallam
dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim :
صحيح البخاري ١١٢٠: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا
مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ عَبَّادِ بْنِ تَمِيمٍ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الْمَازِنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا
بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ
Shahih Bukhari 1120: dari
'Abdullah bin Zaid Al Maaziniy radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tempat yang ada diantara rumahku dan mimbarku adalah
raudhah (taman) diantara taman-taman surga".
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Barri menerangkan bahwa maksudnya, seperti taman
Surga dalam hal turunnya rahmat dan perolehan kebahagiaan yang dihasilkan dari mulazamah (selalu hadir) pada
halaqah-halaqah dzikir, terutama pada masa beliau shallallahu’alaihi wa sallam.
Sehingga, sabda beliau itu merupakan perumpamaan tanpa menggunakan kata bantu (
yaitu seperti). Atau maknanya adalah mengerjalan ibadah di dalamnya
mengantarkan ke Surga. Sehingga sabda beliau tersebut merupakan majaz ( kiasan) atau memang zhahirnya demikian,
maksudnya bahwa ruang itu merupakan dalam artian taman yang hakiki (
sebenarnya), yaitu dengan beralihnya tempat tersebut kelak di akhirat ( Surga
).
c.Diperbolehkannya melakukan perjalanan (safar) ibadah kesana
Yang termasuk sebagai
keutamaan dan keberkahan dari masjid Nabawi, adalah sebagaimana juga keutamaan
dan keberkahan Masjidil Haram, yaitu diperbolehkannya orang-orang untuk
melakukan perjalanan jauh ( safar) untuk ziarah ibadah, padahal untuk berziarah
ketempat-tempat lain tidak diperkenankan. Tentang hal ini diksebutkan dalam
hadits dasri riwayat Imam Bukhari :
صحيح البخاري ١١١٥: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ قَزَعَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا
سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَرْبَعًا قَالَ سَمِعْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ غَزَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثِنْتَيْ عَشْرَةَ غَزْوَةً ح حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُشَدُّ
الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Shahih Bukhari 1115: dari
Qaza'ah berkata; Aku mendengar Abu Sa'id radliallahu 'anhu empat kali, berkata;
Aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dia (Abu Sa'id
radliallahu 'anhu) pernah ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sebanyak dua belas kali peperangan. Dan diriwayatkan, telah
menceritakan kepada kami 'Ali telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az
Zuhriy dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali
untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu 'alaihi
wasallam dan Masjidil Aqsha".
Mengingat bahwa masjid Nabawi sebagaimana juga Masjidil Haram
mempunyai keutamaan dan keberkahan, maka keutamaan dan keberkahan tersebut
hanya dapat diperoleh oleh orang-orang yang melakukan ibadah yang
disyari’atkan yaitu sesuai petunjuk dari
Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam.
3.Tabarruk di Masjidil Aqsha di Palestina
Masjid ibni memiliki banyak keutamaan dan keberkahan, yang
diantaranya adalah :
a.Keutamaan dan berlipat gandanya pahala shalat di dalammnya.
Mengenai besarnya pahala shalat di dalamnya ada beberapa
perbedaan dari riwayat hadits . Ada yang menyebutkan bahwa melakukan shalat di
dalamnya sama dengan lima ratus kali shalat, dan ada pula yang meriwayatkan bahwa shalat di dalamnya
sama dengan seribu kali shalat.
b.Disunnahkan menziarahinya
Sebagaimana menziarhi
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, maka melakukan perjalanan jauh (safar) ke
Masjidil Aqsha dalam rangka ibadah yang disyari’atkan ( shalat, berdoa,
berdzikir,membaca al-Qur’an dan berii’tikaf)
termasuk yang disunnahkan.Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut
ini :
صحيح البخاري ١١١٥: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
قَالَ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ قَزَعَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا
سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَرْبَعًا قَالَ سَمِعْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ غَزَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثِنْتَيْ عَشْرَةَ غَزْوَةً ح حَدَّثَنَا عَلِيٌّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ
عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُشَدُّ
الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى
Shahih Bukhari 1115: dari
Qaza'ah berkata; Aku mendengar Abu Sa'id radliallahu 'anhu empat kali, berkata;
Aku mendengar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Dia (Abu Sa'id
radliallahu 'anhu) pernah ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sebanyak dua belas kali peperangan. Dan diriwayatkan, telah
menceritakan kepada kami 'Ali telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Az
Zuhriy dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah ditekankan untuk berziarah kecuali
untuk mengunjungi tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul shallallahu 'alaihi
wasallam dan Masjidil Aqsha".
c. Adanya keberkahan disekeliling Masjidil Aqsha
Disekeliling Masjidil Aqsha diberkahi oleh Allah subhanahu wa
ta’ala sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ
مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang
telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al
Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya [847] agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.( QS. Al-Israa’:1)
K e t e r a n g a n :
[847] Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya
dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan
tanahnya.
d. Masjid kedua yang dibangun di muka bumi setelah Masjidil
Haram
Masjidil Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun sesudah
Masjidil Haram dalam rentang waktu empat puluh tahun. Hal ini ditegaskan dalam
sebuah hadits Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam :
صحيح البخاري ٣١١٥: حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ قَالَ
الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ
كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ
بَعْدُ فَصَلِّهْ فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيهِ
Shahih Bukhari 3115: Abu
Dzarr radliallahu 'anhu berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, masjid apakah yang pertama di bangun di muka bumi
ini?". Beliau menjawab: "al-Masjidil Haram". Dia berkata, aku
tanya lagi; "Kemudian apa?". Beliau menjawab: "al-Masjidil
Aqshaa". Aku bertanya lagi; "Berapa lama selang waktu antara
keduanya?". Beliau menjawab: "Empat puluh tahun. Kemudian dimana saja
kamu berada dan waktu shalat sudah datang maka shalatlah, karena didalamnya ada
keutamaan".
5.Rasullullah shallallahu’alahi wa sallam di isra’kannya ke
Masjidil Aqsha.
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala
dalam al-Qur’an surah al-Israa’ ayat 1 bahwasanya Rasullullah
shallallahu’alaihi wa sallam telah di isra’kan ( diperjalankan ) dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Kemudian dari masjid ini pula beliau
shallallahu’alaihi wa sallam di mi’raj-kan
Untuk memperoleh keberkahan yang disandang oleh Masjidil Aqsha,
maka untuk itu sangatlah dianjurkan melakukan berbagai ibadah di dalamnya
seperti shalat ( fardhu maupun sunnah), berdoa, berdzikir, membaca al-Qur’an
dan ber’itika
( Insya Allah ta’ala bersambung ke bagian kelima)
Sumber :
1.Al-Qur’an dan Terjemah , www.salafi-Db.com
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin
‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
7.Artikel www.rumaysho.com
8.Artikel www.darusalaf.com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4
Desember 2012
. ( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar