Sebagai kelanjutan dari artikel bagian ketujuh,maka pada artikel
bagian kedelapan ini, dikemukakan tentang cara ber-tabarruk kepada hari-hari
tertentu yang meliputi hari Jum’at, hari Senin dan hari Kamis’
e.Tabarruk Pada Hari Jum’at, Senin dan Kamis
.1 Keutamaan dan keberkahan hari Jum’at
Hari Jum’at adalah hari yang paling utama dalam seminggu, ia adalah hari yang diberkahi, yang
dengannya Allah subhanahu wa ta’ala mengistimewakan kaum Muslimin di antara
umat-umat lainnya. Hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhyallahu’anhu :
صحيح مسلم ١٤١٠: و حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا
ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ
الْأَعْرَجُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُا
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرُ يَوْمٍ
طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ
الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا
Shahih Muslim 1410: Abu
Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sebaik-baik hari adalah hari Jum'at, karena pada hari itulah Adam
diciptakan. Pada hari itu pula ia dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu
pula ia dikeluarkan daripadanya."
Salah satu keistimewaan hari Jum’at adanya satu waktu mustajabah
( dikabulkannya do’a), sebagaiman disebutkan dalam sebuah hadits :
صحيح مسلم ١٤٠٦: و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ
عَلَى مَالِكٍ ح و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ
أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ
الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي
يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
زَادَ قُتَيْبَةُ فِي رِوَايَتِهِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
Shahih Muslim 1406: dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang
hari Jum'at, maka beliau bersabda: "Di dalamnya terdapat satu waktu,
tidaklah seorang muslim mendapati waktu itu lalu berdoa memohon kebaikan kepada
Allah, kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya." Qutaibah menambahkan
di dalam riwayatnya; Beliau memberikan isyarat dengan tangannya, yakni waktunya
sempit.
Mengenai kapan waktu mustajabah tersebut , para ulama ada yang
menyebutkan dimulai sejak duduknya imam di atas mimbar hingga berakhirnya
shalat. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat imam Muslim dalam shahihnya
Rasullullah shallallahu’alahi wa sallam bersabda :
“waktu itu adalah
antara duduknya imam hingga berakhirnya shalat “
Selain itu ada pula ulama yang menyebutkan bahwa waktu yang
mustajabah itu berada pada penghujung waktu setelah shalat ashar , sebagaimana
hadits dari Jabir bin Abdullah dari Nabi shallallhu’alaihi wa sallam :
سنن أبي داوود ٨٨٤: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ
وَهْبٍ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ أَنَّ الْجُلَاحَ مَوْلَى عَبْدِ
الْعَزِيزِ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ يَعْنِي ابْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَهُ
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ
يَوْمُ الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ يُرِيدُ سَاعَةً لَا يُوجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ
اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلَّا أَتَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوهَا
آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
Sunan Abu Daud 884: dari
Jabir bin Abdullah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda; "Hari jum'at itu dua belas -maksudnya jam- dan tidak di dapati
seorang muslim pun yang meminta kepada Allah kecuali Allah 'azza wajalla akan
mengabulkannya, maka bersegeralah untuk mendapatkannya pada waktu-waktu akhir
setelah Ashar."
Keutamaan dan keberkahan hari Jum’at juga disebutkan dalam
hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah :
صحيح مسلم ١٤١٩: و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى وَأَبُو بَكْرِ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا وَقَالَ الْآخَرَانِ
حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ
فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ
مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى
فَقَدْ لَغَا
Shahih Muslim 1419: dari
Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang berwudlu, lalu ia menyempurnakan wudlunya, kemudian
mendatangi Jum'at, mendengarkan (khutbah) tanpa berkata-kata, maka akan
diampuni (dosa-dosa yang dilakukannya) antara hari itu dengan hari jum'at yang
lain, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang-megang batu kerikil,
maka ia telah berbuat kesia-siaan."
Selain itu tentang
keutamaan hari jum’at yaitu bagi orang-orang yang bergegas pergi ke masjid
untuk shalat jum’at yang akan memperoleh keutamaan yang besar disebutkan dalam
hadits riwayat Bukhari :
صحيح البخاري ٨٧٧: حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ
عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الْأَغَرِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ
الْجُمُعَةِ وَقَفَتْ الْمَلَائِكَةُ عَلَى بَابِ الْمَسْجِدِ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ
فَالْأَوَّلَ وَمَثَلُ الْمُهَجِّرِ كَمَثَلِ الَّذِي يُهْدِي بَدَنَةً ثُمَّ كَالَّذِي
يُهْدِي بَقَرَةً ثُمَّ كَبْشًا ثُمَّ دَجَاجَةً ثُمَّ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ
طَوَوْا صُحُفَهُمْ وَيَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Shahih Bukhari 877: dari
Abu Hurairah berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Pada hari Jum'at para Malaikat hadir di pintu Masjid mencatat siapa orang
yang datang paling awal dan seterusnya. Orang yang paling awal datang ke Masjid
seperti orang yang berkurban dengan seekor unta, kemudian seperti orang yang
berkurban dengan seekor sapi, kemudian seperti orang yang berkurban seekor
kambing yang bertanduk, kemudian seperti orang yang berkurban seekor ayam,
kemudian seperti orang yang berkurban sebutir telur. Dan apabila Imam sudah
keluar (untuk memberi khutbah), maka para Malaikat menutup buku catatan mereka
kemudian mendengarkan dzikir (khutbah)."
Mengingat keutamaan dan keberkahan yang ditetapkan oleh Allah
yang maha pencipta, maka merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk berupaya
meraih keutamaan dan kebaikan tersebut,yang mana keberkahan tersebut hanya
dapat diperoleh dengan menghadiri shalat Jum’at .
2. Keutamaan dan keberkahan hari Senin dan Kamis
Hari Senin dan Kamis
mempunyai keutamaan dan keberkahan, antara lain karena :
a.pada hari-hari tersebut pintu-pintu surga dibuka, dan orang-orang mukmin diampuni, kecuali
mereka yang saling bermusuhan. Hal itu didasarkan kepada hadits yang disebutkan
dalam shahiih Muslim dari Abu Hurairah radhyallahu’anhu :
صحيح مسلم ٤٦٥٢: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ
أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُفْتَحُ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ
عَبْدٍ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا رَجُلًا كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ
شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى
يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا
حَدَّثَنِيهِ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الضَّبِّيُّ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ
الدَّرَاوَرْدِيِّ كِلَاهُمَا عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ بِإِسْنَادِ مَالِكٍ نَحْوَ
حَدِيثِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ الدَّرَاوَرْدِيِّ إِلَّا الْمُتَهَاجِرَيْنِ مِنْ
رِوَايَةِ ابْنِ عَبْدَةَ و قَالَ قُتَيْبَةُ إِلَّا الْمُهْتَجِرَيْنِ
Shahih Muslim 4652: dari
Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan kamis. Semua
dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali
bagi orang yang antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan."
Lalu dikatakan: 'Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai!
Tangguhkanlah dua orang ini hingga mereka berdamai! Tangguhkanlah kedua orang
ini hingga mereka berdamai! '
b.Selain dari itu pada hari senin dan kamis semua amal perbuatan
manusia ditunjukkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala ,
Hal ini seperti yang tersebut dalam hadits riwayat Imam Muslim:
صحيح مسلم ٤٦٥٤: حَدَّثَنَا أَبُو الطَّاهِرِ وَعَمْرُو بْنُ سَوَّادٍ
قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ
أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُعْرَضُ
أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ
فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلَّا عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ
فَيُقَالُ اتْرُكُوا أَوْ ارْكُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَفِيئَا
Shahih Muslim 4654: dari
Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Seluruh amal manusia dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dua kali
dalam sepekan. Yaitu pada hari Senin dan Kamis. Lalu Allah mengampuni dosa
setiap hamba-Nya yang mukmin, kecuali orang yang bermusuhan. Maka dikatakan
kepada mereka: tinggalkanlah dahulu kedua orang ini, sampai mereka
berdamai."
c.Pada hari Senin dan Kamis Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
bersungguh-sungguh untuk berpuasa
Tentang hal ini disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah
radhyallahu’anhum :
سنن الترمذي ٦٧٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا أَبُو
عَاصِمٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُعْرَضُ
الْأَعْمَالُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا
صَائِمٌ
قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ فِي هَذَا الْبَابِ حَدِيثٌ
حَسَنٌ غَرِيبٌ
Sunan Tirmidzi 678: dari
Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
" Pada hari senin dan kamis semua amalan dinaikkan kepada Allah ta'ala,
maka saya lebih suka amalanku dinaikkan kepada-Nya ketika saya sedang
berpuasa". Abu 'Isa berkata, dalam hal ini hadits Abu Hurairah merupakan
hadits hasan gharib.
Pada hadits lain disebutkan sebagai berikut
صحيح مسلم ١٩٧٨: و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ عَنْ غَيْلَانَ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ
صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
Shahih Muslim 1978: dari
Abu Qatadah Al Anshari radliallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun
menjawab: "Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu
diturunkan atasku."
Keutamaan dan keberkahan yang terkandung dalam hari Senin dan
Kamis, akan dapat diperoleh hanya oleh orang-orang yang melakukan puasa sunnah
mengikuti Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam. Karenanya, biasakanlah
secara rutin untuk mengerjakan puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis, Insya
Allah akan dapat diraihkan keberkahan yang terkandung di dalamnya.
( Insya Allah dilanjutkan pada bagian kesembilan )
Sumber :
1.Al-Qur’an dan Terjemah , www.salafi-Db.com
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin
‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
7.Artikel www.rumaysho.com
8.Artikel www.darusalaf.com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4
Desember 2012
. ( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar