er 2012
Dalam bagian kelima dari artikel tentang Bagaimana ber-tabarruk ( mencari berkah) yang benar menurut syari’at pada bagian kelima dikemukakan tentang ber-tabarruk pada masjid-masjid lain selain Masjidil Haram,Masjidil Aqsha dan Masjid Nabawi. Pada bagian keenam ini diulas tentang cara ber-tabarruk yang meliputi tabarruk dengan waktu
G.Tabarruk dengan Waktu-Waktu Tertentu Yang Di Syari’atkan
Sesungguhnya pada waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan dan yang telah dikhususkan oleh syariat di dalamnya mengandung kebaikan yang banyak (barakah) antara lain:
a.Tabarruk di Bulan Ramadhan.
Bulan ini memiliki banyak keberkahan, keutamaan dam keistimewaan, yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya. Karena puasa pada bulan ini merupakan sebab diampuninya dosa dan kesalahan.
Untuk mendapatkan keberkahan dalam bulan ramadhan tersebut ialah mengisi bulan mulia tersebut dengan berpuasa yang dengannya akan terhapuskan dosa-dosa dan bertambahnya rizki orang-orang yang beriman.
Sebuah hadits disebutkan dalam shahih Muslim :
صحيح مسلم ٣٤٤: حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ وَهَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ أَبِي صَخْرٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ إِسْحَقَ مَوْلَى زَائِدَةَ حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Shahih Muslim 344: dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat lima waktu dan shalat Jum'at ke Jum'at berikutnya, dan Ramadlan ke Ramadlan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar."
Keistimewaan bulan ramadhan banyak disinggung dalam beberapa hadits, seperti yang disebut dalam shahiihul Bukhari :
صحيح البخاري ١٧٦٦: حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
Shahih Bukhari 1766: Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila bulan Ramadhah datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahannam ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu".
Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan sebuah hadits :
مسند أحمد ٦٨٥١: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
لَمَّا حَضَرَ رَمَضَانُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا قَدْ حُرِمَ
Musnad Ahmad 6851: dari Abu Hurairah, dia berkata; Ketika datang bulan Ramadhan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, di dalamnya Allah mewajibkan kalian berpuasa, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, dan barangsiapa tidak mendapati malam itu maka ia telah kehilangan pahala seribu bulan."
Keutamaan dan kebaikan ( keberkahan) yang dikandung di dalam bulan ramadhan tentunya hanya akan dapat diperoleh oleh orang-orang yang melakukan ibadah puasa dengan memperhatikan hal-hal yang menyebabkan diterimanya puasa tersebut dan menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapat merusakkan dan mengurangi nilai puasa dan lebih-lebih lagi perbuatan yang membatalkan puasanya.
b.Tabarruk Pada Malam Malam Lailatul Qadar
Keistimewaan lainnya di dalam bulan ramadhan terdapat satu malam yang dinamakanLailatu Qadar yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan dan banyak mengandung keberkahan. Dimana bagi mereka yang beribadah pada malam tersebut dengan ibadah-ibadah sunnah akan mendapatkan pahala yang berlipat yaitu lebih baik dari beribadah seribu bulan di bulan lainnya.
Inilah malam yang paling utama, yang telah Allah subhanahu wa ta’ala muliakan atas malam lainnya. Ia adalah juga malam yang diberkahi, sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.(QS.Ad Dukhaan : 3 )
Al-Qurthubi rahimahullah berkata : “ Allah subhanahu wa ta’ala menyifatinya dengan keberkahan karena pada malam itu Dia menurunkan berkah, kebaikan dan pahala kepada hamba-hamba-Nya.
Menurut Ibnu ‘Abbas radhyallahu’anhu : “ Pada Lailatul Qadar, segala sesuatu yang akan terjadi selama setahun kedepan-berupa kebaikan,kejahatan, rizki, ajal hingga orang-orang yang akan menunaikan ibadah haji-dituliskan dari umul Kitab ( Lauhuil Mahfuzh ).
Pada malam Lailatul Qadar diberikan pahala yang berlip[at ganda atas amal yang dikerjakan serta diampuninya dosa orang-orang yang beribadah pada malam tersebut. Allah berfirman dalam surah al-Qadr :
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
.Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
(QS.Al Qadr : 2-3 )
Para akhli tafsir berkata: “ Maksudnya, amal shalih yang dikerjakan pada malam Lailatul Qadar lebih baik daripada amal shalih yang dikerjakan selama seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadarnya. Ini adalah keutamaan yang besar dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala bagi hamba-hamba-Nya.Keberkahan yang melimpah tampak pada malam ini.
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhyallahu’anhu :
صحيح البخاري ٣٤: حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Shahih Bukhari 34: dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa menegakkan lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
Keutamaan dan keberkahan malam Lailatul Qadar sebagaimana yang diungkapkan diatas hanyalah dapat diperoleh bagi orang-orang yang melakukan ibadah berdasarkan syari’at pada malam tersebut. Karenanya apabila ingin mendapatkan keberkahan tersebut bersegeralah meraih keberkahan tersebut apabila telah datang malam-malam 10 hari terakhir bulan ramadhan, Insya Allah akan dijumpai malam yang lebih baik dari 1000 bulan tersebut.
c.Tabarruk pada Sepuluh hari bulan Dzul Hijjah dan hari-hari Tasyriq
Yang dimaksud dengan sepuluh hari ini yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, sebagaimana yang Allah firmankan:
وَالْفَجْرِ
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Demi fajar,
dan malam yang sepuluh[1573],
K e t e r a n g a n :
[1573] Malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Dan ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram termasuk di dalamnya hari Asyura. Ada pula yang mengatakan bahwa malam sepuluh itu ialah sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah.
Beberapa keutamaan dan keberkahan pada sepuluh hari bulan Dzul Hijjah ini, diantaranya :
-Keutamaan beramal shalih pada hari-hari ini atas hari-hari lainnya dalam setahun, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Buklhari dalam shahiihnya dari Ibnu ‘Abbas radhyallahu’anhu :
“ Tidak ada amal perbuatan yang dilakukan pada hari-haru yang lebih utama daripada amal perbuatan yang dilakukan pada sepuluh hari ini “
-Keutamaan tanggal 9 Dzul Hijjah- secara khusus sebagai hari ‘Arafah. Hari ini memiliki keutamaan yang besar dan keberkahan yang berlimpah, diantaranya, Allah subhanahu wa ta’ala menghapus dosa-dosa kecil orang yang berpuasa pada hari itu selama dua tahun. Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari radhyallahu’anhu :
صحيح مسلم ١٩٧٦: و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ جَمِيعًا عَنْ حَمَّادٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ غَيْلَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِي قَتَادَةَ
رَجُلٌ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ كَيْفَ تَصُومُ فَغَضِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ غَضَبَهُ قَالَ رَضِينَا بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ غَضَبِ اللَّهِ وَغَضَبِ رَسُولِهِ فَجَعَلَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُرَدِّدُ هَذَا الْكَلَامَ حَتَّى سَكَنَ غَضَبُهُ فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِمَنْ يَصُومُ الدَّهْرَ كُلَّهُ قَالَ لَا صَامَ وَلَا أَفْطَرَ أَوْ قَالَ لَمْ يَصُمْ وَلَمْ يُفْطِرْ قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمَيْنِ وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ وَيُطِيقُ ذَلِكَ أَحَدٌ قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ ذَاكَ صَوْمُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمَيْنِ قَالَ وَدِدْتُ أَنِّي طُوِّقْتُ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Shahih Muslim 1976: dari Abu Qatadah bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya, "Bagaimanakah Anda berpuasa?" Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah. Dan ketika Umar menyaksikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah, ia berkata, "Kami rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Rasul. Kami berlindung kepada Allah, dari murka Allah dan Rasul-Nya." Umar mengulang ucapan tersebut hingga kemarahan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam reda. Kemudian ia bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa sepanjang tahun?" Beliau menjawab: "Dia tidak berpuasa dan tidak juga berbuka." -atau beliau katakan dengan redaksi 'Selamanya ia tak dianggap berpuasa dan tidak pula dianggap berbuka-- Umar bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?" beliau menjawab: "Itu adalah puasa Dawud 'Alaihis Salam." Umar bertanya lagi, "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?" beliau menjawab: "Aku senang, jika diberi kekuatan untuk itu." kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa tiga hari setiap bulan, puasa dari Ramadlan ke Ramadlan sama dengan puasa setahun penuh.Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari 'Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya."
Puasa ‘Arafah disunnahkan bagi orang yang tidak sedang berada di padang ‘Arafah, karena termasuk petunjuk Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah tidak berpuasa bagi mereka yang berada di padang ‘Arafah pada pada hari Arafah melaksanakan wukuf.
Diantara keberkahan hari ‘Arafah lainnya adalah banyaknya orang-orang yang dibebaskan Allah subhanahu wa ta’ala pada hari itu dari api Neraka, mendekatnya Allah ke langit dunia, serta Dia membangga-banggakan jema’ah haji di kalangan Malaikat. Sebagaimana yang disinggung dalam sebuah hadits :
صحيح مسلم ٢٤٠٢: حَدَّثَنَا هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الْأَيْلِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي مَخْرَمَةُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ يُونُسَ بْنَ يُوسُفَ يَقُولُ عَنْ ابْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمْ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ
Shahih Muslim 2402:, dari Ibnul Musayyab ia berkata, Aisyah berkata; Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada satu hari pun yang di hari itu Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari 'Arafah, sebab pada hari itu Dia turun kemudian membangga-banggakan mereka di depan para malaikat seraya berfirman: 'Apa yang mereka inginkan? '"
d.Tabarruk pada Bulan-bulan haram ( Suci)
Bulan-bulan haram terdiri dari Dzul Qai’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab menurut perhitungan kalender Islam Hijiryah. Allah telah mengistimewakan bulan-bulan ini dengan kesucian dan memilihnya di antara bulan-bulan lainnya. Allah berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri [641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
K e t e r a n g a n :
[641] Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
(Insya Allah ta’ala akan disambung di bagian ketujuh )
Sumber :
3.Tabarruk Memburu Berkah ( Terjemahan),DR. Nashir bin ‘Abdurrahman bin Muhammad al-Judai’
5.Artikel www.muslim.or.id
6. Artikel www. AsySyariah com
Selesai disusun, menjelang Dzuhur, Selasa ,20 Muharram 1434H,4 Desember 2012
. ( Musni Japrie )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar