Dalam bagian keempat dari artikel yang bersambung
tentang sisi-sisi buruk/negative dunia
maya dipandang dari kacamata agama ini , kami mencoba untuk mengetengahkan
tentang hal-hal sebagai berikut :
Ladang
subur bagi tukang ghibah atau gunjing
.Internetan di dunia
maya melalui berbagai situs baik wibeside, blog ,facebook atau yang sejenisnya
dijadikan ajang untuk berghibah atau bergosip atau menggunjing orang lain. Banyak pencinta
facebook atau yang sejenisnya seperti whasaap atau twiter yang memanfaatkannya dalam
menyampaikan sesuatu tentang orang lain atau kelompok lain yang orang atau
kelompok lain tersebut tidak menyukainya
dengan maksud untuk menyududkan, menjelekkan, melecehkan atau yang
sejenisnya. Sehingga beredarlah secara meluas kehalayak ramai berita berita
baik itu benar adanya atau bersifat bohong tentang seseorang atau kelompok lain
dimaksud. Sehingga orang atau kelompok lain yang di ghibah atau di gosipkan
atau dipergunjingkan tersebut terdzalami
dengan adanya informasi yang beredar tsb.
Membuat ghibah atau gossip atau menggunjing termasuk
perbuatan yang dilarang dalam islam sebagaimana firman Allah subhanahu wa
ta’ala yang tercantum dalam surah Al
Hujuraat (49) ayat 12 :
-
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا
تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ
لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Dalam ayat tersebut diatas
dikatakan tentang larangan menggunjing karena disamakan dengan memakan daging
saudaranya yang sudah menjadi bangkai, alangkah menjijikannya perilaku orang
–orang yang suka mengghibah atau menggunjing tersebut.
Disebutkan pula dalam sebuah hadits riwayat Muslim :
صحيح مسلم ٤٦٩٠: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ
وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ
عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ
أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ
إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ
بَهَتَّهُ
Shahih Muslim 4690: Telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan
kepada kami Isma'il dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bertanya: "Tahukah kamu,
apakah ghibah itu?" Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih
tahu.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu
yang tidak ia sukai.' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut
engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya
ucapkan? ' Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam berkata: 'Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada
padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu
bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat
kebohongan terhadapnya.'
Imam Abu Daud dalam sunannya juga menyebutkan
tentang buruknya perbuatan ghibah sehingga mendapatkan hukuman diakhirat :
سنن أبي داوود ٤٢٣٥: حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُصَفَّى حَدَّثَنَا
بَقِيَّةُ وَأَبُو الْمُغِيرَةِ قَالَا حَدَّثَنَا صَفْوَانُ قَالَ حَدَّثَنِي رَاشِدُ
بْنُ سَعْدٍ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا
عُرِجَ بِي مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ
وَصُدُورَهُمْ فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ
لُحُومَ النَّاسِ وَيَقَعُونَ فِي أَعْرَاضِهِمْ
قَالَ أَبُو دَاوُد حَدَّثَنَاه يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ عَنْ
بَقِيَّةَ لَيْسَ فِيهِ أَنَسٌ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ أَبِي عِيسَى السَّيْلَحِينِيُّ
عَنْ أَبِي الْمُغِيرَةِ كَمَا قَالَ ابْنُ الْمُصَفَّى
Sunan Abu Daud 4235: Telah menceritakan kepada kami
Ibnul Mushaffa berkata, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah dan Abul
Mughirah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Shafwan ia berkata;
telah menceritakan kepadaku Rasyid bin Sa'd dan 'Abdurrahman bin Jubair dari
Anas bin Malik ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Ketika aku dinaikkan ke lagit
(dimi'rajkan), aku melewati suatu kaum yang kuku mereka terbuat dari tembaga,
kuku itu mereka gunakan untuk mencakar muka dan dada mereka. Aku lalu bertanya,
"Wahai Jibril, siapa mereka itu?" Jibril menjawab, "Mereka itu
adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan merusak kehormatan
mereka." Abu Dawud berkata, " Yahya bin Utsman menceritakannya
kepada kami dari Baqiyyah, tetapi tidak disebutkan di dalamnya nama Anas. Telah
menceritakan kepada kami Isa bin Abu Isa As Sailahini dari Al Mughirah
sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Mushaff
Dari hadits-2 tersebut diatas yang melarang ghibah atau gossip atau bergunjing yang bersifat
lisan namun di dalamnya termasuk
larangan terhadap ghibah yang bersifat tertulis. Yang mana ghibah dengan
tertulis ini tentunya perbuatan yang dosanya lebih besar dibanding dengan dosa
ghibah lisan, mengingat ghibah tertulis cakupan sebaran sangat luas kemana mana
diketahui oleh puluhan atau ratausan bahkan ribuan orang serta berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Sangatlah jelas bahwa ghibah itu dilarang hukumnya termasuk yang
dilakukan oleh kebanyakan orang orang di abad modern ini dengan menggunakan
internet.Karena itu seharusnya kaum muslimin tidak melakukannya serta menahan
diri dari mengemukan hal hal tentang sesuatu dari diri saudara-saudaranya
sesama muslim, dan insya Allah di
akhirat akan selamat dari siksaan, sesuai dengan hadits Rasullullah shallalahu
wa sallam sebagaiman diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi dalam sunan beliau :
سنن الترمذي ١٨٥٤: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ
أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ أَبِي بَكْرٍ النَّهْشَلِيِّ عَنْ مَرْزُوقٍ أَبِي
بَكْرٍ التَّيْمِيِّ عَنْ أُمِّ الدَّرْدَاءِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
Sunan Tirmidzi 1854: Telah menceritakan kepada kami
Ahmad bin Muhammad, telah mengabarkan kepada kami Ibnul Mubarak; dari Abu Bakr
An Nahsyali dari Mazruq Abu Bakr At Taimi dari Ummu Darda` dari Abu Darda' dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa yang menahan ghibah kelak pada hari kiamat."
Hadits semakna juga diriwayatkan dari Asma` binti Yazid. Abu Isa
berkata; Ini adalah hadits hasan.
Selanjutnya imam Ahmad dalam musnadnya juga
meriwayatkan :
مسند أحمد ٢٦٣٢٧: حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ عَنْ شَهْرِ بْنِ
حَوْشَبٍ عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَنْ ذَبَّ عَنْ لَحْمِ أَخِيهِ بِالْغِيبَةِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُعْتِقَهُ
مِنْ النَّارِ
Musnad Ahmad 26327: Telah menceritakan kepada kami
Arim telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Ubaidullah bin
Abu Ziyad dari Syahr bin Hausyab dari Asma' binti Yazid dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa menahan diri dari memakan
daging saudaranya dalam Ghibah, maka menjadi kewajiban Allah untuk
membebaskannya dari api neraka."
Agar kita tidak terlibat dalam ghibah atau menggosip
atau menggunjing terhadap sesama saudara kita sendiri, maka seyogyanya kita
berusaha secara maksimal agar menjauhkan atau menghindarkan diri
darinya.Wallaahu ta’ala ‘alam.
( Bersambung kebagian kelima )
Samarinda, minggu terakhir Ramadhan 1437 Hijriah
O l e h : Musni Japrie
Bahan bacaan :
1.Al-Qur’an dan Terjemahan software Salafy DB 4.0 (
Arabic dictionary )
2.Ensiklopedi Kita Hadits 9 Iman, software Lidwa
Pusaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar